Mohon tunggu...
Arivin Dangkar
Arivin Dangkar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Arivin Dangkar atau sering dipanggil Arivin memiliki hobi membaca dan menulis. Ia lahir di kampung Cekalikang pada tanggal 24 Oktober 2000 dari pasangan Yosef dan Yuliana. Kemudian menempuh pendidikan di Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan di kampus, Arivin bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Jurnalistik PBSI dan pernah menjabat sebagai anggota BEM di bidang departemen Infokom.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dunia Terlalu Sibuk dengan Geopolitik Dibandingkan Krisis Air, Puan Maharani: Parlemen Harus Bertindak

23 Mei 2024   00:55 Diperbarui: 23 Mei 2024   01:27 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis Antonius Rivin Dangkar atau sering dipanggil Arivin memiliki hobi membaca dan menulis. Ia lahir di Cekalikang pada tanggal 24 Oktober 2000./dokpri

Nusa Dua, Kompasiana - Ketua DPR Puan Maharani menyoroti kecenderungan dunia yang lebih fokus pada isu-isu geopolitik dibandingkan krisis air yang semakin parah. Puan menegaskan bahwa kelangkaan air telah menjadi normal baru, memperlebar ketimpangan di banyak negara, terutama di negara berkembang dan miskin.

Forum Air Sedunia Ke-10: Membahas Isu Air Global

Pernyataan Puan Maharani disampaikan dalam Forum Air Sedunia Ke-10 yang diadakan di Nusa Dua, Bali, pada Senin (20/5/2024). Pertemuan ini dihadiri oleh ketua dan wakil DPR dari setidaknya 193 negara, membahas berbagai isu terkait air, mulai dari krisis kelangkaan hingga alokasi anggaran yang tepat.

Dalam pidatonya, Puan mengungkapkan keprihatinannya terhadap banyaknya konflik dan perang yang terjadi akibat isu geopolitik, yang menyebabkan perhatian terhadap masalah air menjadi terlupakan. Ia menunjukkan bahwa alokasi anggaran yang besar untuk belanja militer, berdasarkan data dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), mencapai 2,4 triliun dollar AS pada 2023, setara dengan 2,3 persen dari produk domestik bruto (PDB) global. Amerika Serikat, China, dan Rusia adalah negara-negara dengan belanja militer terbesar.

Puan Maharani menyoroti kecenderungan dunia yang lebih fokus pada isu-isu geopolitik dibandingkan krisis air yang semakin parah. (Dok: Kompas)
Puan Maharani menyoroti kecenderungan dunia yang lebih fokus pada isu-isu geopolitik dibandingkan krisis air yang semakin parah. (Dok: Kompas)

Ketimpangan Anggaran: Militer Vs Air

Di sisi lain, pengeluaran untuk sektor air di negara berkembang dan miskin hanya sebesar 0,5 persen dari PDB negara-negara tersebut. Puan menilai ketimpangan ini sangat kontradiktif dengan kebutuhan dunia saat ini yang dihadapkan pada ancaman luar biasa seperti bencana alam akibat perubahan iklim dan kelangkaan air. "Negara miskin dan berkembang sedang terjebak dalam kesalahan alokasi atau misalokasi sumber daya," ungkap Puan.

Seruan untuk Tindakan Nyata

Puan Maharani menekankan bahwa parlemen dan pemerintah di seluruh dunia perlu meningkatkan pendanaan untuk pengadaan air bersih guna mengatasi masalah kelangkaan air. Ia juga mengajak delegasi dari setiap negara untuk menyebarkan pesan bahwa setiap orang harus menjadi "pendekar air dunia", bukan hanya pejuang air di negaranya sendiri.

Secara umum, Puan menyatakan bahwa akses ke air bersih merupakan hak asasi manusia (HAM) yang harus diperjuangkan. Oleh karena itu, Forum Air Sedunia Ke-10 menjadi momen penting untuk menciptakan komitmen bersama dalam mengatasi persoalan air global. "Kita semua membutuhkan upaya konkret untuk mengatasi persoalan air sehingga semua bisa menikmati air yang bersih dan sehat," tegas Puan.

Presiden World Water Council, Loic Fauchon memberikan keterangan saat konferensi di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). (Dok: CNBC Indonesia)
Presiden World Water Council, Loic Fauchon memberikan keterangan saat konferensi di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). (Dok: CNBC Indonesia)

Dukungan dari Presiden Dewan Air Dunia

Presiden Dewan Air Dunia Loic Fauchon mendukung pernyataan Puan Maharani. Ia mengatakan bahwa isu air harus menjadi isu politik utama di seluruh dunia, karena air adalah benda paling berharga di planet ini. "Untuk itu, kita semua membutuhkan peran parlemen untuk memperjuangkan kebijakan yang berkaitan dengan isu air. Air membutuhkan kalian (anggota legislatif)," ungkap Loic.

Loic juga mengingatkan delegasi bahwa mereka harus menjadi lebih dari sekadar pejuang air, tetapi menjadi pendekar air dunia dengan menjalankan tujuh komitmen utama. Komitmen ini meliputi promosi kebijakan keamanan air global, perubahan kebiasaan terkait ketersediaan air, penerapan solusi berbasis alam, penulisan hak atas air dalam konstitusi nasional, partisipasi dalam koalisi "Uang untuk Air", alokasi dana besar dari perubahan iklim untuk air, dan strategi internasional untuk tata kelola air yang berbasis kerja sama.

Presiden RI Joko Widodo menyoroti ancaman krisis air yang mengancam perdamaian, kehidupan, dan ketahanan pangan global. (Dok: Antara)
Presiden RI Joko Widodo menyoroti ancaman krisis air yang mengancam perdamaian, kehidupan, dan ketahanan pangan global. (Dok: Antara)

Presiden Jokowi: Air dan Keberlanjutan Hidup

Dalam kesempatan yang sama, Presiden RI Joko Widodo menyoroti ancaman krisis air yang mengancam perdamaian, kehidupan, dan ketahanan pangan global. Dalam sambutannya di Bali International Convention Center, Jokowi menyatakan bahwa tanpa air, tidak akan ada kehidupan dan makanan. Ia mengutip prediksi yang menyebutkan bahwa pada 2050, sebanyak 500 juta petani kecil yang menyumbang 80 persen pangan dunia akan paling rentan mengalami kekeringan.

Jokowi juga menekankan pentingnya pengelolaan air yang baik karena hanya 1 persen dari 72 persen permukaan air di bumi yang dapat diakses untuk air minum dan sanitasi. Ia berharap Forum Air Sedunia Ke-10 dapat merumuskan aksi nyata untuk pengelolaan air yang inklusif dan berkelanjutan.

CEO SpaceX dan Tesla Inc, Elon Musk, turut memberikan pandangannya dalam forum tersebut. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
CEO SpaceX dan Tesla Inc, Elon Musk, turut memberikan pandangannya dalam forum tersebut. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Elon Musk: Teknologi sebagai Solusi

CEO SpaceX dan Tesla Inc, Elon Musk, turut memberikan pandangannya dalam forum tersebut. Musk menyatakan optimisme terhadap upaya berbagai negara dalam mengatasi permasalahan air. Ia mengusulkan pemanfaatan teknologi desalinasi air laut dengan efisiensi tinggi sebagai solusi untuk krisis air. Teknologi ini, menurut Musk, harus disertai dengan sistem distribusi air yang efektif ke rumah tangga masyarakat.

Forum Air Sedunia Ke-10 yang berlangsung hingga 25 Mei 2024 ini menjadi ajang penting untuk membahas solusi nyata bagi krisis air global, dengan harapan bahwa komitmen dan aksi nyata dari berbagai negara dapat memastikan akses air bersih yang berkelanjutan bagi seluruh masyarakat dunia.

Penulis Antonius Rivin Dangkar atau sering dipanggil Arivin memiliki hobi membaca dan menulis. Ia lahir di Cekalikang pada tanggal 24 Oktober 2000./dokpri
Penulis Antonius Rivin Dangkar atau sering dipanggil Arivin memiliki hobi membaca dan menulis. Ia lahir di Cekalikang pada tanggal 24 Oktober 2000./dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun