“Harapan saya, setinggi apapun prestasi kita, kita akan selalu rendah hati, terus berjuang dan selalu merasa kekurangan dan haus. Kepada para gurukku, kalian semua hebat. Sebagai pemimpin, saya hanya menyiapkan sistem dan strategi agar bapak/ibu tetap menjadi ujung tombak keberhasilan siswa. Jangan merasa puas, tetapi ini adalah cambuk bagi kita bagai mana mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi ini," tutupnya.
Sementara itu, Ibu Maria Susanti Dangut, S. Pd, guru di SMAN 1 Poco Ranaka, menjelaskan bahwa kontribusi para guru sangat besar dalam mempersiapkan siswa-siswi untuk mengikuti kompetisi-kompetisi tersebut. Mereka secara intensif membimbing siswa-siswi selama kurang lebih 10 bulan melalui program ekstrakurikuler Bahasa Indonesia.
"Kontribusi para guru dalam persiapan lomba ini sangat luar bisa. Kami membimbing anak-anak selama kurang lebih 10 bulan dalam program ekstrakulikuler Bahasa Indonesia yang dilaksanakan setiap hari Sabtu setiap minggunya. Dalam ekstrakurikuler ini kami membimbing anak-anak sesuai dengan bakat dan minat siswa dalam hal ini, yaitu minat pada bidang Debat, Membaca dan Menulis Puisi, Drama, dan menulis Opini. Kegiatan ini merupakan ajang untuk meningkatkan literasi siswa kami di sekolah," jelasnya.
Terkait perasaan atas prestasi siswa-siswi SMAN 1 Poco Ranaka, Ibu Santi menyatakan rasa bangga.
"Kami sebagai Guru tentunya sangat bangga dengan prestasi yang digapai oleh anak-anak hebat kami,"Â katanya.
Bapak Emanuel Sandro Demang, S.Pd, juga menyampaikan pandangannya tentang kontribusi guru dan perasaannya terhadap prestasi siswa.Â
"Para guru pembimbing mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam mempersiapkan lomba dan tentunya atas dukungan dari bapak pimpinan juga," ujarnya.
Beliau menambahkan, "Tentu saja kami sebagai guru sangat senang karena beberapa siswa kami meraih prestasi yang sangat gemilang. Ini tidak terlepas dari kerja keras siswa itu sendiri dan juga guru pendamping yang selalu setia mendampingi mereka. Dan juga ada perasaan sedih karena ada satu peserta lomba debat Bahasa Inggris yang sakit dan tidak sempat mengikuti partai final. Terlepas dari itu mereka sudah memberikan yang terbaik bagi SMANSAPORA," tutupnya.