Hubungan antara gejala-gejala di sekitar kita sangat beragam; ada yang langsung dan tidak langsung, penting dan tidak penting, serta ada yang bersifat keharusan dan kebetulan. Semua jenis hubungan ini harus dipelajari dan dibedakan, terutama hubungan yang bersifat keharusan dan kebetulan. Salah satu bentuk hubungan ini adalah kausalitas atau hubungan sebab-akibat. Kita hanya bisa memahami sesuatu dengan baik jika kita mengetahui penyebab, syarat-syarat, dan faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya hal tersebut. Dengan memahami hubungan internal suatu fenomena, serta hubungannya dengan kondisi eksternal di sekitarnya, kita tidak hanya dapat mengenali sifat dan kualitasnya, tetapi juga memahami hukum-hukum yang mengatur perkembangannya.
Dengan memahami hubungan antar kelas dalam masyarakat kita dan kaitannya dengan dunia di sekelilingnya secara keseluruhan, kita dapat memahami karakter masyarakat kita. Materialisme dialektika melihat fenomena tidak secara terpisah dari hubungannya dengan keadaan sekitarnya. Dengan memahami dengan baik hubungan-hubungan ini, kita dapat mengenali hukum-hukum yang mengaturnya. Hanya dengan mengetahui hukum-hukum tersebut, kita bisa mengubah fenomena yang ada.
KENYATAAN ADALAH MATERIIL YANG TERUS BERKEMBANG
Materialisme dialektis menegaskan bahwa dunia materi atau kenyataan objektif selalu berada dalam keadaan bergerak dan berkembang tanpa henti. Keadaan diam atau statis hanyalah bersifat sementara atau relatif, terjadi karena adanya keseimbangan antara kekuatan internal dan kekuatan di sekitarnya. Sebagai contoh, air dalam panci pada suhu dan tekanan normal tampak diam, padahal molekul-molekul air tersebut sebenarnya bergerak, meskipun dengan kecepatan rendah dan stabil, sehingga tak terlihat oleh mata telanjang. Ketika panci dipanaskan, molekul-molekul air bergerak semakin cepat, hingga pada suhu 100 derajat Celsius, keseimbangan ini pecah, dan air berubah menjadi uap, meninggalkan panci.
Materialisme dialektis tidak hanya menyatakan bahwa materi selalu dalam keadaan bergerak dan berkembang, tetapi juga bahwa gerakan materi bersifat mandiri, tidak digerakkan oleh kekuatan eksternal. Gerak bumi, misalnya, adalah gerak yang terjadi dengan sendirinya, bukan karena "gerak pertama" yang digerakkan oleh Tuhan seperti yang dikemukakan oleh Newton, yang sebenarnya merupakan pandangan idealis. Materialisme dialektis juga menjelaskan bahwa gerak materi memiliki banyak bentuk, tidak terbatas pada gerak mekanis yang hanya menyebabkan perubahan kuantitas, atau gerak melingkar yang berulang. Setiap materi memiliki jenis gerakan yang khas. Bahkan berpikir adalah suatu bentuk gerak dari materi tertentu, yaitu otak. Meskipun gerak memiliki banyak bentuk, pada umumnya semua gerakan berada dalam proses perkembangan yang berkelanjutan, di mana sesuatu selalu muncul dan berkembang, sementara yang lain selalu rontok dan mati. Ini adalah gerak maju yang berkelanjutan, peralihan dari keadaan kualitatif lama ke yang baru, dari yang sederhana ke yang lebih kompleks, dan dari yang rendah ke yang lebih tinggi.
Materialisme dialektis juga mengajarkan bahwa gerak materi tidak bergantung pada keinginan atau kehendak subjektif manusia, tetapi mengikuti hukum-hukum yang mengatur gerakan tersebut. Setiap entitas memiliki hukum gerak yang khusus. Misalnya, hukum perkembangan tumbuhan berbeda dengan hewan, dan hukum perkembangan masyarakat desa berbeda dengan yang ada di kota. Hukum-hukum gerak ini disebut hukum dialektika. Selain hukum-hukum khusus yang berlaku pada hal-hal tertentu, juga ada hukum-hukum umum yang berlaku untuk semua hal. Prinsip-prinsip dialektika secara praktis mengajarkan kita untuk selalu berpandangan ke depan, berfokus pada hal-hal atau kekuatan yang sedang tumbuh dan berkembang, bukan pada sesuatu yang sedang lapuk atau mati. Dengan kata lain, kita harus selalu bersikap progresif dan revolusioner.
KESIMPULAN
Dari penjelasan ini, dapat disimpulkan bahwa hubungan dan perkembangan materi atau gejala-gejala adalah dua aspek dialektika yang tidak dapat dipisahkan. Terdapat tiga hukum utama dalam dialektika material:
1. Hukum Kontradiksi
  Hukum ini merupakan inti dari dialektika, karena kontradiksi mengungkapkan sumber dan esensi dari perkembangan. Menurut hukum kontradiksi, segala sesuatu terdiri dari bagian-bagian yang berbeda atau bertentangan. Gerak atau perkembangan terjadi karena adanya hubungan antara bagian-bagian tersebut, yang berupa persatuan dan pertentangan.
  - Keumuman Kontradiksi Â
   Hukum kontradiksi bersifat umum dan universal, artinya kontradiksi-kontradiksi terjadi di seluruh proses gerak materi tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
  - Kekhususan Kontradiksi
   Setiap kontradiksi memiliki ciri khas yang membedakannya dari yang lain pada setiap tahap perkembangan. Ini juga mencakup perbedaan dalam karakteristik kontradiksi yang membedakan tingkat perkembangan satu dari lainnya.