Mohon tunggu...
Arisya Nabillah
Arisya Nabillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Seorang INTP-J yang antusias dalam seni, desain maupun mengelola media sosial. Berpengalaman dalam berbagai organisasi internal maupun eksternal kampus.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penyuntingan Manuskrip Banyuwangi, Jawa Timur : Doa Khatmil Hujjah

21 November 2022   07:36 Diperbarui: 21 November 2022   09:25 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Analisis Naskah

Lembar naskah kuno karangan K.H. Abdurrahman Banyuwangi ini membahas tentang do’a pujian untuk Allah SWT dan Rasul-Nya serta Doa agar dimudahkan segala urusan. Karena kehidupan yang umat muslim jalani ini tak selamanya sesuai dengan keinginan atau bahkan ada banyak sekali urusan yang sulit diselesaikan. Meski begitu, dalam agama Islam terdapat doa dimudahkan segala urusan. Dengan membaca doa-doa itu, urusan yang sedang dihadapi bisa berjalan dengan lancar. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seseorang berdoa: (doa di atas), lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

“Sungguh ia telah memohon kepada Allah dengan menggunakan Nama-Nya yang jika Dia dimintai dengan nama tersebut, Dia pasti memberi, dan jika Dia diseru dengan nama tersebut, Dia pasti mengabulkan.” Bisa juga dengan cara menyebut nama-nama Allah yang sesuai dengan isi doa yang kita sampaikan. Misalnya, kita mohon ampunan maka kita menyebut nama Allah “Al-Ghaffar” atau “Al-Ghafur (yang Maha Pengampun).”

Membaca doa dimudahkan segala urusan amat dicintai oleh Allah SWT, karena itu tanda seorang hamba berserah diri. Dengan selalu mengamalkan doa-doa dimudahkan segala urusan, segala urusan yang membingungkan akan mudah ditemukan solusi yang tepat dan cepat. Bukan hanya sekadar urusan rezeki, melainkan juga termasuk segala urusan yang menyulitkan dan membuat hati gelisah. Setiap manusia tak luput dari masalah hidup. Segala permasalahan yang datang silih berganti terkadang membuat putus asa. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pada bagian naskah ini menunjukkan bahwa selain berikhtiar semaksimal mungkin, sebagai hamba Allah, sebaiknya kita seimbangkan juga dengan bertawakal memanjatkan doa. Sebagai manusia biasa, kita hendaknya hanya menyandarkan harapan pada-Nya untuk memudahkan berbagai urusan, setelah kita berusaha dengan sebaiknya.

Penutup 

Manuskrip merupakan unsur penting yang tidak boleh terlupakan dalam sejarah Nusantara. Didalamnya terkandung bahasa dan aksara yang kini mulai tersisihkan. Mirisnya ahli bahasa dan aksara kuno Indonesia berasal dari peneliti asing. Hal ini menjadi permasalahan serius yang harus segera dicegah dengan melibatkan para kaum akademisi utamanya mahasiswa milenial.


Melalui manuskrip kita bisa mempelajari secara lebih nyata dan seksama cara perpikir bangsa penyusunnya. Apa yang menjadi maksud pengarang pada saat itu. Jadi kita bisa menempatkan naskah sesuai konteksnya, dari jamannya, dari kebudayaan masyarakat yang melingkupinya.  

Lewat proses filologi ini juga mengajarkan kepada kita semua, terutama generasi muda agar tak sekedar hanya menyebarkan beragam informasi saja tanpa peduli dengan sumber informasi primer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun