Hanya saja dari segi desain karakternya, terutama Akari saat masih SD, saya pribadi tidak terlalu suka dengan karakter anime yang memiliki mata terlalu besar. Ini masalah selera, ya. Selebihnya, sangat memuaskan.
Sementara itu, dari segi cerita; mulai dari latar belakang, konflik, sampai penyelesaiannya, dikemas dengan sederhana tetapi tetap menarik dan kena di hati.
Meski dengan cerita yang simpel dan durasi yang tidak terlalu panjang, anime ini seolah membawa perasaan untuk ikut merasakan betapa sulitnya memendam rindu pada seseorang.
Bisa dibilang, Byousoku 5 Centimeter jadi salah satu anime paling ngalir yang pernah saya tonton selama ini, karena alurnya yang terasa mengalir tenang dengan sedikit gelombang yang mengiringi perjalanannya.
Jika kalian ingin menonton film yang menampilkan banyak dialog antar karakternya, anime ini mungkin kurang cocok.
Sepanjang film ini, tidak banyak obrolan yang tercipta antar karakternya dan lebih banyak berfokus pada isi hati dan permasalahan dari masing-masing karakter.
Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, film anime berdurasi satu jam ini dibagi menjadi 3 episode. Setiap episodenya, menyorot sudut pandang karakter yang berbeda, tapi tetap saling berhubungan.
Jumlah karakter di anime ini juga bisa dihitung dengan jari. Berawal dari Takaki dan Akari sebagai pembuka cerita. Kemudian di episode kedua, akan muncul dua karakter lain yaitu Kanae Sumida, teman kelas Takaki dan kakak perempuannya.
Pada episode ini, peran penting Kanae dibutuhkan untuk melihat perkembangan karakter Takaki setelah lama berpisah dengan Akari.
Kanae yang sudah lama menyukai Takaki, diliputi rasa penasaran ketika melihat Takaki yang suka menatap layar ponselnya dan mengirim pesan pada seseorang.
Di sinilah bagian menariknya. Penonton seolah diminta untuk menebak isi hati Takaki saat ini dari sudut pandang Akane yang menyukainya.