Mohon tunggu...
Ari Susanto
Ari Susanto Mohon Tunggu... Lainnya - Suka nulis

Berusaha untuk bisa lebih menghargai waktu yang tak bisa diulang kembali.

Selanjutnya

Tutup

Film

5 Perbedaan Film I Want to Eat Your Pancreas Versi Live Action dan Anime

1 September 2023   16:21 Diperbarui: 1 September 2023   16:28 4383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film I Want to Eat Your Pancreas Versi Live Action dan Anime (Toho dan VOLN via i-want-to-eat-your-pancreas.fandom.com)

I Want to Eat Your Pancreas (Kimi no Suizo wo Tabetai) atau bisa juga disebut Let Me Eat Your Pancreas merupakan novel karya Yoru Sumino yang diterbitkan oleh penerbit Futabasha pada tahun 2015.

Novel I Want to Eat Your Pancreas semakin dikenal sejak mendapat adaptasi film live action pada tahun 2017 yang disutradarai oleh Sho Tsukikawa dengan durasi 115 menit.

Pada tahun 2018, studio VOLN merilis versi film animenya yang disutradarai oleh Shinichiro Ushijima dengan durasi 108 menit.

Sinopsis I Want to Eat Your Pancreas

Secara garis besar, I Want to Eat Your Pancreas menceritakan tentang seorang siswa SMA yang---pada awal cerita tak menyebutkan namanya dan hanya berkata "aku"---menemukan buku harian di rumah sakit.

Buku harian berisi catatan penyakit pankreas kronis dan prediksi kematian itu ternyata milik teman sekelasnya, Sakura Yamauchi, siswi yang populer dan dikenal ceria.

Melihat ekspresi datar "aku" setelah membaca buku "penyakit" miliknya membuat Sakura tertarik dan meminta "aku" untuk menemaninya melakukan hal yang dia inginkan sebelum meninggal.

Kepribadian "aku" dan Sakura yang bertolak belakang sempat membuat "aku" merasa kesulitan untuk mengikuti setiap keinginan Sakura.

Karakter "aku" yang penyendiri dan merasa tidak membutuhkan teman, harus berhadapan dengan seseorang yang periang dan senang berinteraksi dengan orang lain. Jelas merepotkan, bukan? 

Namun seiring berjalannya waktu, beban yang dirasakan "aku" perlahan berubah menjadi rasa kagum dan keinginan untuk menjadi seperti Sakura yang bisa menjalin hubungan baik dengan orang lain.

Tapi sayangnya, kebersamaan "aku" dan Sakura seketika terhenti, ketika kematian yang sering kali dibicarakan Sakura benar-benar terjadi.

Perbedaan Film I Want to Eat Your Pancreas Versi Live Action dan Anime

Ada 5 perbedaan film I Want to Eat Your Pancreas versi live action dan anime yang memberikan pengalaman berbeda saat menonton keduanya.

1. Plot atau alur cerita

Perbedaan pertama antara film I Want to Eat Your Pancreas versi live action dan anime terletak pada plot atau alur ceritanya. Pada film live action, plot yang digunakan adalah plot campuran. 

Alur campuran dalam film ini bisa dilihat dari awal cerita, ketika karakter utamanya, "aku" yang bernama Haruki Shiga, mengenang kembali kebersamaannya dengan Sakura saat masih SMA, tepatnya 12 tahun silam.

Pada scene-scene selanjutnya, Haruki yang menjalani hidup sebagai seorang guru di masa sekarang bertemu kembali dengan teman dekat Sakura, Kyoko setelah sekian lama.

Sedangkan dalam versi animenya, alur cerita yang digunakan adalah alur mundur. Diawali dengan Haruki yang menceritakan kematian Sakura. Kemudian adegan beralih ke awal pertemuan Haruki dengan Sakura sebelum ia meninggal.

2. Perkembangan karakter utama

Perbedaan selanjutnya ada pada perkembangan karakter utamanya. Pada versi live action, perkembangan karakter utama ceritanya yaitu Haruki, cenderung lebih lambat. 

Haruki belum sepenuhnya bisa terbuka dengan orang lain, tak terkecuali dengan teman dekat Sakura, Kyoko. Haruki mulai terlihat mengalami perubahan setelah 12 tahun lamanya.

Berbanding terbalik dengan live action-nya, pada versi anime, menjelang akhir filmnya, Haruki sudah bisa membuka diri dan berteman dengan orang lain, terutama Kyoko.

3. Adegan Kebersamaan Haruki dan Sakura

Jika ingin melihat lebih banyak adegan kebersamaan Haruki dan Sakura, versi anime lebih cocok untuk ditonton. Dalam animenya, terdapat beberapa adegan yang tidak ada di versi live action-nya.

Salah satunya yaitu ketika Haruki dan Sakura yang pulang bersama dari sekolah, menolong seorang nenek yang tertabrak sepeda di jalanan yang melarang pesepeda.

Banyak orang di sekitar hanya melihat kejadian itu, dan Haruki mengajak Sakura untuk melewati jalan lain. Namun, Sakura memilih untuk menolong nenek itu dan alhasil Sakura jadi pusat perhatian.

4. Ending Cerita

Ending cerita I Want to Eat Your Pancreas versi film live action lebih jelas dibanding animenya. Dalam film live action, Haruki di masa sekarang menemui Kyoko yang akan menikah untuk memberikan surat yang disembunyikan Sakura saat SMA dan baru ia temukan saat ini. 

Pada saat yang sama, Haruki juga meminta Kyoko untuk menjadi temannya. Scene akhir filmnya menunjukkan Haruki yang---sekali lagi---tergerak untuk berubah setelah membaca surat yang ditinggalkan Sakura. 

Sedangkan dalam versi anime, ending ceritanya terasa sedikit menggantung. Banyak penonton anime---yang tidak menonton versi live action---penasaran dengan kelanjutan hubungan Haruki dan Kyoko.

Sebab menjelang akhir filmnya, Haruki meminta Kyoko untuk menjadi temannya dan pada scene akhir, mereka ziarah bersama ke makam Sakura. Hal tersebut yang membuat penonton mengira mereka akan menjalin hubungan asmara nantinya.

5. Pesan cerita

Pesan cerita pada versi live action-nya lebih luas dibanding animenya. Dalam film live action, bukan cuma Haruki yang perlahan berubah karena kedekatannya dengan Sakura.

Tetapi juga salah satu murid Haruki di masa sekarang yaitu Kuruyama. Kuruyama yang memiliki kepribadian seperti Haruki selalu diganggu teman kelasnya, Morishita.

Melihat hal itu---pada scene-scene akhir---Haruki mengatakan pada Kuruyama bahwa bisa jadi Morishita ingin berteman dengannya. Kuruyama yang sebelumnya merasa terganggu, mulai terbuka dan ingin lebih mengenal Morishita.

Apapun perbedaannya, kedua versi film I Want to Eat Your Pancreas ini berhasil menguras emosi penonton dengan ceritanya yang menyentuh dan menggugah hati. Sudah nonton versi yang mana nih?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun