Mohon tunggu...
ARI SUDRAJAT
ARI SUDRAJAT Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jadilah bagian dari perubahan untuk bangsa yang besar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Badik Warisan Leluhur, Dahulu Dijadikan Style Kaum Laki-laki Makassar

1 Februari 2023   11:55 Diperbarui: 1 Februari 2023   12:05 2082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BADIK merupakan senjata tradisional suku Makassar, digunakan sebagai simbol kesatria yang melekat pada setiap laki-laki orang Makassar.

Badik disisi lain, memiliki nilai seni yang estetik, khas nan unik, menyimpan nilai-nilai edukasi sejarah. 

Bagi laki-laki Makassar. Badik sudah menjadi 'fashion dan style' sejak dahulu kala. Sering dibawah saat bepergian.

Bahkan dalam percakapan orang-orang Portugis ketika tiba di bandar niaga pelabuhan Somba Opu, telah menjuluki Makassar sebagai "Pulau Celebes" yang dimaknai sebagai Sele' Bassi atau kampung orang-orang yang membawa Badik. 

Bangsa Portugis banyak menjumpai laki-laki Makassar membawa badik, baik pada saat lalu-lalang dan beraktivitas, oleh bangsa Portugis telah disaksikan di sepanjang ibu kota Somba Opu hingga ke pantai Ujung Pandang.

Di masa lampau, dalam literatur histori-geografis jauh sebelum nama pantai losari terkenal, dulu namanya adalah "Pantai Bassi". Tempat berkumpulnya para pandai besi, menempah dan membuat serta melakukan transaksi jual beli perkakas badik dan sejenisnya. 

Badik dalam pandangan 'sosio culture'orang Makassar, telah menjadi identitas lokal, sebagai alat menjaga atau melindungi diri yang secara epistemologi mengandung nilai filosofi yang luhur, yang dikenal identitas "Tallu Cappa", yakni : Cappa' Kana, Cappa' Kabura'neang, Cappa' Badik.

Badik Makassar/dokori
Badik Makassar/dokori

Dalam tradisi suku Makassar, Badik memiliki banyak ragam jenis atau bentuk tertentu. Sebut saja badik jenis badik Taeng, Campagaya, Panjarungang, Cindakko', Bogo/Lompobattang, Lengkese', dekde' Baru, Bontoala dan masih banyak lagi. 

Badik dapat diidentifikasi dan dikenali berdasarkan nama, bentuk/jenis serta muasal daerah dimana badik itu ditempah atau diciptakan oleh seorang 'Pandai Besi' (Panre/Padekde' Bassi), itu sendiri. Misalnya Badik dekde' Taeng berarti badik tersebut berasal dari Kampung Taeng di sekitar sungai Jeneberang, Kabupaten Gowa. 

Dalam tradisi suku lain. Badik adalah istilah khusus yang digunakan oleh suku Makassar. Suku Bugis menyebutnya "Gecong". Ciri khasnya memiliki bilah melengkung bagian dalam didekat gagang.

Gecong umumnya berasal dari masyarakat Bugis di sekitar Bone, Soppeng, dan Wajo.Selain Gecong, ada juga jenis disebut Toasi dari Sidenreng. Perbedaan Gecong dan Toasi terletak pada gagangnya. Toasi memiliki gagang lurus. 

Sedangkan orang Luwu menyebutnya "Kawali". Perawakan bentuknya memiliki bilah bagian bawah yang lurus dari gagang hingga meruncing di ujung. Kawali yang memiliki riwayat masa lalu dan pamor yang unik dan menarik. 

Badik, Gecong maupun Kawali memiliki makna epistemologi yang sama. Namun untuk membedakan antara produk/karya Makassar (Badik) Bugis (Gecong) dan Luwu (Kawali) dapat dilihat dari bentuk hasil tempahan dan seni ukir dari ketiga benda tersebut sesuai identitas masing-masing suku. 

Serupa namun tak sama,

ketika sama belum tentu satu nama.

Salamakki.

Narasi: Edi Kurniawan 

Potret: Koleksi Pribadi 

Panre': Panrita Bassi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun