2. Untuk memenuhi kebutuhan anak
Manfaat uang saku pada anak yang lain adalah berguna untuk memenuhi kebutuhan anak yang tak terduga. Tentu saja tidak hanya orang dewasa saja yang mempunyai kebutuhan tak terduga dalam hidupnya, anak sekolah pun seringkali menemui kebutuhan yang tak terduga ini di kehidupan sekolahnya, semisal tiba-tiba diminta guru mengkopi materi, tiba-tiba ada infak kematian orang tua teman yang meninggal, tiba-tiba ada iuran tugas kelompoknya  atau tiba-tiba perlu beli alat tulis, buku catatan yang habis dan lain sebagainya.
3. Memperkenalkan pada anak cara kelola uang yang baik
Dengan adanya uang saku buat anak maka orangtua bisa memberikan segala arahan dan informasi penting yang bermanfaat bagi anak tentang cara kelola keuangan agar anak bisa lebih cerdas dalam finansial. Semisal seperti apa itu berhemat, apa pentingnya berhemat dan menabung, bagaimana cara menabung yang baik hingga menerangkan bagaimana cara berinvestasi untuk masa depan mereka.
Mengatur Uang Saku Anak
Menurut Ibu Nadia Harsya, salah satu pakar financial planner ada beberapa cara dalam menentukan uang jajan anak yang tepat dan produktif. Lebih lanjut bahasanya sebagai berikut:
1. Ajarkan anak untuk memahami konsep uang
Hal pertama yang paling fundamental adalah mengajarkan anak tentang konsep uang. Setidaknya ada empat poin penting yang harus dipahami anak terkait hal ini, tentunya sesuai tahapan usianya. Empat konsep dasar uang tersebut adalah menghasilkan, belanja, berbagi, dan menabung.
Dalam konsep menghasilkan uang, orang tua perlu memberi pemahaman kepada anak bahwa orang secara umum harus bekerja sendiri untuk mendapatkan uang. Bentuknya bisa berupa gaji, hasil berdagang, atau yang lainnya. Anak-anak setidaknya harus paham dari mana uang berasal. Jika anak berpikir bahwa uang bisa keluar begitu saja dari mesin ATM misalnya, itu artinya pemahaman mereka tentang uang masih belum benar.
Kemudian belanja, anak harus tahu bahwa untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup maka kita harus pandai-pandai membelanjakan uang yang telah kita hasilkan itu. Mereka harus sadar bahwa kebutuhan itu banyak ragamnya, jika kita boleh bagi setidaknya kita mengenal ada tiga jenis kebutuhan hidup yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Prioritas pemenuhan kebutuhan hidup harus ditentukan berdasarkan jenisnya ini.Â
Konsep belanja yang tepat, pemenuhan kebutuhan tersier tidak boleh mengalahkan kebutuhan sekunder dan primer, pemenuhan kebutuhan sekunder tidak boleh mengalahkan kebutuhan primer dan begitu seterusnya.