Mohon tunggu...
Ni Komang Aristya Julianingsih
Ni Komang Aristya Julianingsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Mahasiswa Undiksha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hal yang Bisa Kita Temuin Saat Perayaan Hari Raya Kuningan

20 November 2021   10:36 Diperbarui: 20 November 2021   10:39 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jika kalian tidak sempat membuat nasi kuning, tidak usah khawatir karena nasi kuning bisa kita beli atau temui di pasar dekat rumah. Tak sekedar nasi saja, nasi kuning akan dilengkapi oleh beberapa lauk seperti daging ayam, kacang-kacangan, telur, kacang Panjang dan saur atau serundeng. Nasi kuning nantinya akan disantap bersama keluarga saat sudah selesai bersembahyang.

2. Sarana seperti alat senjata.

Jika kita melihat dan amati sarana serta makna yang terkandung dalam prasana upacara saat hari raya Kuningan identik dengan alat-alat seperti senjata dalam perang, seperti tamiang, Ter, endongan, dan sampian gantung.

1. Membuat Tamiang.

Membuat tamiang selalu identik dengan perayaan hari raya Kuningan. Tamiang sendiri merupakan simbol kekuatan yang isa menjaga kita dari hal-hal yang negative agar tidak sampai mengenai kita sebagai umat manusia. Tamiang berasal dari kata "tameng" yang artinya adalah sebagai pelindung diri, sehingga bisa dikatakan sebagai kekuatan dalam mempertahankan kemenangan kebaikan (dharma) yang diperoleh saat hari suci Galungan. Tamiang juga menyimbolkan Dewata Nawasanga sebagai penjaga seluruh arah mata angin. Tamiang yang berbentuk bulat diartikan sebagai roda alam atau cakraning manggilingan yang dipercayai sebagai roda kehidupan yang akan selalu berputar.Tamiang nantinya akan dipasang di pojok-pojok rumah dan di pelinggih-pelinggih rumah.  

2. Ter

Dan adapun sarana Ter. Ter disimbolkan sebagai senjata panah untuk kelengkapan perang dalam kehidupan kita dan senjata yang paling ampuh adalah ketenangan pikiran.

3. Membuat Endongan.

Endongan disimbolkan sebagai kekuatan Dewa Sangkara. Disimbolkan sebagai Dewa Sangkara karena bentuknya menyerupai senjata angkus, dan tulang lindungnya sebagai tali. Dewa Sangkara juga yang memberikan kesuburan serta kemakmuran pada kita semua. Makna dari Endongan itu sendiri adalah perbekalan. Ilmu pengetahuan dan bhakti (jnana) merupakan bekal yang paling utama dalam menjalani kehidupan. Tentunya anak-anak dan remaja sangat penting untuk mendapatkan perbekalan seperti ini. Di jaman seperti sekarang endongan seperti tas yang dilengkapi dengan segala perbekalan. Di dalam endongan berisikan daun paku cemara atau tumbuhan lain yang biasa hidup di daerah pegunungan. Di dalam endongan juga berisi makanan seperti nasi kuning beserta lauknya, dan juga jajan pisang, tebu. Makna dari simbol perang tersebut adalah kebijaksanaan, pengetahuan, etika dan hukum sebagai bentuk pelindung manusia saat dharma (kebaikan) melawan adharma (kejahatan) selama 10 hari.

4. Membuat sampian gantung.

Sampian gantung sendri merupakan makna simbolik dari penolak bala. Tersirat dalam makna peperangan agar kita selalu siap siaga dengan menjaga vibrasi diri dan lingkungan yang selalu baik. Penolak bala yang dimaksud adalah untuk meletakkan komitmen pada diri untuk selalu menjaga karakter diri, lingkungan fisik, sosial budaya yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun