BULELENG,26 Juli 2002 -- Eks pelabuhan Buleleng berlih fungsi sebagai tempat wisata bersejarah yang terletak di daerah Buleleng , Bali. Eks Pelabuhan Buleleng yang terletak di Jalan Imam Bonjol , Kampung Tinggi banyak dikunjungi karena dapat mengenang perjuangan para pahawan yang melawan penjajah pada masa itu.Â
Eks pelabuhan buleleng menarik perhatian baru dengan perubahan konsep tempat yang dulunya hanya sebagai pelabuhan dan beralih menjadi tempat wisata yang nyaman dan indah untuk dinikmati para masyarakat di Buleleng.Â
Spot Wisata ini terletak di daerah Bali Utara yang tepatnya berada paling ujung daerah Bali Utara. Eks pelabuhan Buleleng mendapatan julukan sebagai Pelabuhan terbesar di Bali. Spot wisata ini berada di kota Singaraja sehingga diketahui oleh masyarakat di Bali Utara.
 Menurut sejarah di Bali, dahulu Kota Singaraja merupakan ibu kota dari Nusa Tenggara dan menjadi pusat pelayaran pada saat itu. Hal ini dapat terjadi sebab Eks Pelabuhan Buleleng merupakan satu -- satunya dermaga terbesar di Bali. Walaupun demikian, saat ini Eks Pelabuhan Buleleng sudah tidak bisa difungsikan lagi . hal itulah yang mendasari perubahan fungsi Eks Pelabuhan Buleleng menjadi spot pariwisata.Â
Dibalik pemberhentian tersebut tentunya terdapat alasan yakni dasar yang sangat relevan karena pada tahun 1950 pusat pemerintahan Provinsi Bali pindah ke bagian bali Selatan sehingga lama kelamaan dengan berjalannya waktu masa kejayaan Eks Pelabuhan Buleleng mulai meredup dan semakin tidak diminati.Â
 Dahulu Eks Pelabuhan Buleleng dijadikan sebagai tempat untuk menurunkan dan membongkar muatan barang sekaligus tempat persinggahan kapal -- kapal asing yang berlayar. Tempat ini pula yang sering dimaksud sebagai saksi bisu akan sejarah dari perjuangan rakyat Bali dalam memperjuangkan daerah dengan perlawanan sengit melawan penjajah bangsa Belanda.Â
Sehingga saat ini berdiri tegak menjulang monumen dengan nama Yudha Mandala untuk mengenang perjuangan tersebut. Monumen tersebut berdiri dengan tangan selayaknya seorang tentara yang bersiap untuk melawan penjajah patung tersebut dilambangkan sebagai lascar rakyat yang memegang bendera merah putih, bertelanjang dada yang mana tangan satunya menunjuk ke arah laut.Â
 Ada arti dalam setiap hal begitu pula monument tersebut, Yudha Mandala memiliki arti yakni ingin memberitahu kepada prajurit bangsa Indonesia bahwa ada kapal penjajah Belanda yang akan berlabuh. Dengan demikian kita bisa pahami bahwa Eks Pelabuhan Buleleng menjadi tempat bersejarah terjadinya perang antara prajurit Bali melawan Bangsa Belanda.Â
Perjuangan tersebut dimaknai dengan monument yang dapat dilihat langsung oleh masyarakat Bali Khususnya Bali Utara. Karena perjuangan mereka perlu dikenang walaupun tempat tersebut sudah tidak lagi menampung para tentara tersebut,namun semua perjuangan yang mereka lakukan tidaklah sia -- sia.Â
 Saat ini Eks Pelabuhan Buleleng sudah dialih fungsikan sebagai salah satu objek wisata yang jarang sepi pengunjung di Singaraja, Bali. Penataan di Eks pelabuhan Buleleng sudahdilakukan guna menata tempat tersebut sehingga terlihat indah dan rapi. Jika kita mengunjungi Eks Pelabuhan Buleleng terdapat satu tempat yang palig indah dan menjadi ikon dari Eks Pelabuhan Buleleng ini yaitu Restoran yang berada di jembatan Terapung.Â
Jika kita mengenang masa lalu, tempat tersebut awalnya hanya kayu -- kayu yang berumur tua di dermaga. Namun kini sudah menjadi tujuan utama wisatawan untuk mengunjungi Eks Pelabuhan Buleleng. Hal ini terjadi sebab letak yang strategis untuk melihat pemandangan terindah adalah dengan berdiri diujung jembatan apung tersebut sembari melihat kea rah matahari.Â
Tempat ini tidak jarang pula digunakan sebagai latar foto anak -- anak muda zaman sekarang, apalagi mengingat banyaknya ajang -- ajang contest foto yang menarik minat generasi muda. Mengabadikan pemandangan indah hanya dengan mata tentu sudah tidak diminati lagi sekarang, karena terkadang keindahan itu perlu kita kenang.Â
Untuk itu, mereka akan menyempatkan diri berfoto di beberapa tempat dalam Eks Pelabuhan Buleleng. Selain itu, luasnya halaman dikawasannya sering digunakan sebagai lokasi berolahraga baik itu bersepeda, lari, bahkan senam yang diikuti oleh banyak orang.Â
Jkalian tidak perlu merasa khawatir jika kalian merasa lapar saat berada disana karena terdapat banyak sekali dagang yang bisa kalian kunjungi baik itu dari makanan premium di restoran hingga kalian juga dapat mengunjungi pedagang kaki lima yang berada di pinggiran pelabuhan untuk mencari berbagai macam cemilan dan minuman kekinian.Â
Jika kalian Berkunjung kesana dengan mengajak anak -- anak maka kalian dapat mengajaknya di salah satu sudut pelabuhan karena terdapat beberapa wahan permainan untuk anak -- anak. Tempat yang sangat nyaman bahkan memiliki banyak fasilitas yang menarik perhatian masyarakat tentunya sangat diminati.Â
Jika kalian ingin berkunjung ke Eks Pelabuhan Buleleng kalian tidak perlu khawatir karena kalian hanya harus membayar sebesar Rp. 2000,00 untuk masuk ke pelabuhan jika mengendarai kendaraan roda dua, sedangkan jika membawa mobil maka akan di minta untuk membayar uang masuk sebesar Rp. 5.000,00 saja.Â
Tentunya hal tersebut tidaklah menjadi permasalahan sebab dapat dikatakan sangat murah untuk mendapatkan seluruh fasilitas yang ada. Eks Pelabuhan Buleleng dapat dikatakan sebagai tempat yang digandrungi oleh remaja -- remaja saat ini sebab mereka dapat bersantai sembari menikmati pantai. Jika kalian ingin berkunjung pilihlah waktu pagi hari dan sore hari agar tidak merasa kepanasan jika duduk di tempat yang telah disediakan.
 Selain sebagai tempat pariwisata, Eks Pelabuhan Buleleng juga digunakan dalam tempat pembelajaran di sekolah -- sekolah yang berada di Kabupaten Buleleng atau disebut dengan kegiatan Edukasi. Beberapa fasilitas yang sudah cukup memadai juga menjadi alasan banyak wisatawan yang berkunjung kesana.Â
Fasilitas terseut diantaranya yakni area perkir kendaraan yang luas, terdapat berbagai rumah makan yang menyediakan berbagai menu tidak hanya makan laut, kamar mandi yang bersih, penginapan yang sangat nyaman yakni Hotel POP disana dengan harga terjangkau sudah bisa beristirahat dengan nyaman,Â
tempat istirahat yang tersebar di lingkungan Eks Pelabuhan Buleleng yang dapat dinikmati oleh pengunjung sebagai tempat beristrahat dan berkumpul bersama kerabat ataupun dengan teman.Â
Dan masih banyak lainnya. Eks Pelabuhan buleleng juga sering dikunjungi oleh para siswa baik melaksanakan suatu kegiatan kesiswaan maupun kegiatan pengabdian masyarakat, contohnya saat perayaan hari Nasional maka akan banyak sekolah yang melakukan pembersihan di Lingkungan Eks Pelabuhan Buleleng.Â
Eks pelabuhan Buleleng juga menjadi tempat persatuan budaya dan adat istiadat antara agama Hindu dan Agama Budha. Hal inilah yang melandasi mengapa di eks pelabuhan buleleng ini dikatakan sebagai jalur masuknya perdagangan danpersebaran agama Hindu budha di Bali. Terdapat Pura segara yang berada di ujung barat eks pelabuhan Buleleng.Â
Pura yang berdiri kokoh yang Nampak indah dan mempesona cukup menarik pengunjung untuk masuk kesana. Biasanya jika orang -- orang Bali mengadakan Upacara " Nganyut" maka ia akan bersembahyang terlebih dahulu di Pura Segara tersebut, sebelum menghanyutkan abu tulang -- belulang manusia yang telah melewati serangkaian Upacara mebakar di Kuburan ( seme ).Â
Utuk itu kegiatan ini sangatlah penting untuk dilakukan, setelah upacara Nganyut ini maka akan dilakukan Upacara Ngedetin Abu yang nantinya akan diletakkan ( melinggih ) di Pura Dalem. Inilah kegiatan / ritual yang dijalankan oleh Umat Hindu di Bali. Untuk itu Eks Pelabuhan Buleleng Ikut berperan dalam memfasilitasi tempat untuk acara tersebut.Â
Selain pura disana juga terdapat Kelenteng yang merupakan tempat persembahyangan umat Budha lokasi yang di bagian depan pintu masuk Eks Pelabuhan Buleleng menimbulkan ketertarikan masyarakat terhadap tempat persebahyangan terbut. Interior yang mengambil tema merah membuatnya terlihat mencolok di posisi tersebut.Â
Eks pelabuhan Buleleng cukup menjadi tempat wisata dan persembahyang beberapa umat sehingga tidak terbengkalai begitu saja. Bahkan sanagat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Tempat tersebut mestilah harus tetap dijaga dan dilestarikan agar tidak rusak dan tidak lagi dilirik oleh masyarakat.
Selain tempat wisata sebagai spot foto dan sebagai tempat persembahyangan beberapa agama Eks pelabuhan Buleleng juga masih memilki gedung yang disewakan dalam acara -- acara tertentu yakni Gedung Imaco. Gedung ini dapat dikatakan luas serta cocok dalam digunakan sebagai tempat pernikahan, tempat acara formal maupun informal karena sangat nyaman.Â
Cukup sering terdapat masyarakat yang menyewa gedung tersebut untuk kegiatannya, walaupun harus merenggut kocek beberapa juta rupiah tetaplah dianggap setara dengan fasilitas yang didapat sehingga bisa menjalankan acara dengan maksimal di gedung tersebut.
Selain gedung imaco disana di Eks Pelabuhan Buleleng juga terdapat Bangunan museum , Museum tersebut bernama Museum Soenda Kecil. Museum ini memiliki berbagai data terkait foto -- foto dan peninggalan Buleleng terdahulu. Museum ini banyak dikunjungi oleh wisatawan local maupun kaum pelajar sebagai tempat edukasi mengenai sejarah terdahulu.Â
Museum ini ada setelah kejadian penjajahan Belanda di Bali yang diingat adanya peristiwa perobekan bendera warna biru di pelabuhan tersebut oleh masyarakat di Bali yang ingin mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan ingin mepertahankan wilayah tempatnya lahir.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H