Mohon tunggu...
Diana Aristiawan Setyo Wibowo
Diana Aristiawan Setyo Wibowo Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer

Engineer dan Penulis, tertarik pada dunia engineering dan dunia seni. Menjadi Manajer Pusat Listrik Pilang, PLN (2016-2017), Manajer Pusat Listrik Merawang, PLN (2017-2018). Sedang berusaha menyelesaikan desain dan membangun ulang Yayasan Sosial Panti Krida Seni Tradisi Jawi yang berkualitas dan terjangkau untuk semua anak bangsa. Bisa dihubungi di arizt_sw@yahoo.com.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

PLTS di Pulau Terpencil Belitong Timur

5 Oktober 2016   12:15 Diperbarui: 6 Oktober 2016   21:32 1824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya baru saja hendak menghabiskan segelas kopi, ketika teman saya, datang membuyarkan lamunan saya sambil berkata "Permasalahannya sudah ditemukan, ada gangguan di Modul Card T22 nya sehingga panel surya tidak dapat mensupai listrik". Hal yang pertama terlintas di kepala saya adalah Alhamdulillah, mereka bisa mendapatkan listrik kembali.

Terlintas beberapa jam yang lalu waktu kami menepi, ini adalah pertama kali saya dipindahtugaskan ke Belitong, saya melihat betapa masyarakat di sekitar PLTS Bukulimau sangat bergantung pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya ini.

Pulau Bukulimau merupakan pulau kecil di sebelah timur Manggar Belitong Timur. Di Pulau yang sarat dengan keindahan alam bawah lautnya, berdiri tegak panel-panel surya yang menjadi satu-satunya tumpuan listrik utama bagi masyarakat nelayan ini.

foto ilustrasi: Modul card T22 plts
foto ilustrasi: Modul card T22 plts
Yang saya kagum adalah semangat PLN dalam melistriki pulau terluar, dengan mengedepankan pembangkit non fosil, dengan menggunakan energi baru terbarukan. Sinar matahari adalah karunia Tuhan yang diberikan secara gratis.

PLN Belitung memanfaatkannya sebagai "bahan bakar" untuk membangkitkan energi listrik. Semangat untuk menyelamatkan bumi dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil patut diacungi jempol. PLTS dengan kapasitas 80 kilo Watt peak ini mampu menerangi satu desa Bukulimau.

Anak-anak Bukulimau
Anak-anak Bukulimau
Melihat kehidupan masyarakat Pulau Bukulimau rasanya membuat saya menjadi terharu, bagaimana anak-anak bisa tumbuh, berkembang, bersekolah, dengan fasilitas yang jauh dari kehidupan pada umumnya. Mereka yang hidup sehari-hari tanpa televisi, tanpa tau bagaimana perkembangan teknologi diluar sana yang begitu modern.

Teringat saat kapal kami menepi di dermaga, melihat keceriaan anak-anak yang bermain di sekitar dermaga kecil itu. Bagaimana bisa mereka hidup dengan keterbatasan seperti ini. Berbeda dengan saya yang lahir dan dibesarkan di kota Jogja, yang sarat dengan fasilitas pendidikan terbaik dengan kualitas pendidik yang mayoritas lulusan luar negeri. Ini Indonesia, mereka juga berhak mendapatkan fasilitas hidup yang sama.

Untuk menjaga ketersediaan listrik ini bukan tanpa perjuangan, butuh semangat yang baja bagi saya dan tim pemeliharan dalam menjaga kehandalan sistem. Pernah suatu hari saat perjalanan pulang dari Manggar Belitung Timur, mobil kami mengalami kecelakaan. Mobil yang kami tumpangi ber-empat terbalik di sekitar hutan badau. Saat itu mobil kami ditemukan oleh polsek badau lewat foto-foto yang beredar dari blackberry messenger.

Rasanya perjuangan ini belum apa-apa dibandingkan perjuangan masyarakat Buku limau dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Semua ini bukan untuk menjadi pegawai teladan, bukan untuk mendapatkan gaji, tapi lebih dari itu semua, ini adalah pengabdian. Pengabdian sebagai punggawa dalam kerja nyata menerangi negeri.

Jika ditanya sampai kapan perjuangan ini berhenti, sampai saya sudah tidak dibutuhkan lagi.

Oleh: Diana Aristiawan Setyo Wibowo

facebook: https://www.facebook.com/aristiawan

twitter: https://twitter.com/aris_sun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun