Mengatasi fenomena ini memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan.
Pertama, kita perlu meningkatkan pendidikan dan kesadaran tentang pentingnya berkendara yang aman. Kampanye mengemudi yang aman bagi para ibu dengan pendekatan yang jelas dan relevan dapat membantu mengubah perilaku para ibu di jalan.
Kedua, pelatihan pengemudi yang lebih berkelanjutan perlu diberikan oleh pemerintah dan industri otomotif. Pelatihan ini tidak hanya mencakup keterampilan teknis tetapi juga perilaku mengemudi dan kesadaran lalu lintas.
Ketiga, kita perlu memperkuat penegakan hukum. Teknologi seperti kamera  lalu lintas dapat membantu kita mendeteksi dan menuntut pelanggaran dengan lebih efektif. Sanksi yang tegas dan konsisten mencegah pelanggaran.
Terakhir, masyarakat dan keluarga juga harus berperan aktif dalam mendorong budaya berkendara yang aman dan tertib. Dukungan  keluarga dan lingkungan secara aktif dapat mendorong para ibu untuk berkendara dengan lebih sadar dan bertanggung jawab.
Pendekatan yang bersahabat tersebut dapat mengurangi fenomena "belok kanan, belok kiri", sehingga meningkatkan keselamatan sesams pengguna jalan raya dan membuat masyarakat di jalan menjadi lebih tertib. Kesadaran berkendara yang baik merupakan kunci terciptanya lingkungan lalu lintas yang aman dan nyaman bagi seluruh pengguna jalan.
Meskipun kendaraan membawa banyak manfaat bagi mobilitas dan efisiensi kehidupan modern, namun dampak negatifnya tidak dapat diabaikan. Perubahan yang memerlukan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat untuk menciptakan sistem transportasi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan serta tidak membuat masyarakat misuh-misuh dan terus waspada lagi ketika motoran dibelakang ibu-ibu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H