Mohon tunggu...
Aris Rasyid Setiadi
Aris Rasyid Setiadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia Biasa Yang Ingin Menulis

Instagram : aris_rasyid12 blog pribadi : https://immawanarisrasyid.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Misuh-misuh Belok Kanan Atau Belok Kiri

4 Juni 2024   15:45 Diperbarui: 4 Juni 2024   16:42 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam masyarakat modern, kendaraan bermotor sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Kendaraan yang kita tahu seperti mobil, sepeda motor, bis, kereta dan yang lainnya kini menjadi transportasi pilihan karena kenyamanan dan efisiensinya. Namun di balik manfaat tersebut terdapat berbagai kekhawatiran dan keluhan yang harus diperhatikan terkait dampak kendaraan listrik terhadap lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Fenomena "belok kanan, belok kiri" sering kita jumpai di kalangan pengemudi khususnya para ibu-ibu di berbagai kota di Indonesia.

Fenomena ini mengacu pada situasi di mana pengemudi berbelok ke kiri setelah mengaktifkan lampu sein kanan. Kebiasaan ini tidak hanya membingungkan pengguna jalan lain, tapi juga bisa berujung pada kecelakaan lalu lintas yang berbahaya. Meski tampak sederhana, fenomena ini mencerminkan permasalahan yang lebih kompleks terkait  kesadaran  masyarakat, khususnya ibu-ibu.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kebiasaan ini adalah:

1. Kurangnya pendidikan dan pelatihan pengemudi yang tepat

Banyak pengemudi, termasuk para ibu, mungkin tidak mendapatkan pelatihan pengemudi yang tepat. Pentingnya menggunakan lampu sein dengan benar dan memahami dampaknya terhadap keselamatan jalan sering kali diabaikan. Meningkatkan kesadaran berkendara memerlukan program pelatihan yang lebih intensif dan teratur.

2. Kebiasaan dan pengaruh lingkungan

Kebiasaan mengemudi yang buruk seringkali didapat dari lingkungan. Jika pengemudi sering mengamati perilaku "belok kanan, belok kiri" di jalan tanpa  sanksi  tegas, mereka mungkin menganggapnya wajar dan dapat diterima.

3. Kesulitan berkonsentrasi dan melakukan banyak tugas

Ibu seringkali harus membagi perhatiannya antara mengemudi dan mengawasi anaknya di dalam mobil. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya konsentrasi dan perhatian terhadap sinyal yang benar. Multitasking saat mengemudi dapat mengganggu kemampuan untuk memperhatikan sekitar dan mengambil keputusan.

4. Kurangnya penegakan hukum yang konsisten

Ketidaktegasan dalam penegakan peraturan lalu lintas juga menjadi penyebab utama. Jika pelanggaran seperti "belok kanan, belok kiri" tidak diberi sanksi yang jelas, pengemudi dapat mengulangi pelanggaran tersebut. Mengubah perilaku mengemudi yang tidak pantas memerlukan penegakan hukum yang konsisten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun