Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Masjid Berusia Lebih dari 130 Tahun dan Saksi Sejarah Kota Sandakan Sabah Malaysia

30 Januari 2025   06:32 Diperbarui: 31 Januari 2025   05:11 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Jamek As-Sheikh Hasabollah At-Tohiri, sumber foto: Dokpri Aris Heru Utomo

Saat Perang Dunia Kedua, masjid ini pernah menjadi tempat perlindungan penduduk setempat dari serangan tentara Jepang yang mengira tentara Inggris atau Australia bersembunyi di tempat ini.

Meski Saat Perang Dunia kedua, Sandakan sempat hancur total dan menyebabkan pusat pemerintah Sabah dipindahkan dari Sandakan ke Kota Kinabalu, namun bangunan Masjid Jamek masih kukuh berdiri dengan mempertahankan bangunan aslinya dan terus menjadi tempat beribadah bagi orang islam di sekitar daerah Sandakan.

"Menurut cerita para tetua, ruang utama masjid pernah tertimpa pohon besar yang tumbang sehingga merusak bagian atap. Namun kemudian berhasil diperbaiki kembali," ujar Saufi.

"Pada awalnya bagian dalam masjid hanya di ruangan yang ditopang empat tiang ini dan bagian luarnya hanya sampai bagian ini saja," papar Saufi sambil menunjuk bagian halaman masjid yang tingginya sejajar dengan ruang dalam masjid.

"Di bagian bawah adalah halaman tambahan untuk menampung jamaah yang tidak bisa masuk ke ruangan dalam," tambah Saufi.

Dijelaskan pula oleh Saufi bahwa pada Desember 1991, nama Masjid Jamek diubah menjadi Masjid Jamek As-Sheikh Hasabollah At-Tohiri, sebagai penghormatan terhadap peran Sheikh Hasabolah At-Tohiri dalam melakukan dakwah agama Islam di Sandakan.

"Pada masanya, Sheikh Hasabollah banyak berjasa menjalankan aktivitas dakwah di masjid ini. Masjid ini bukan saja memainkan peranan sebagai rumah ibadat, tetapi juga menjadi pusat pengajian agama terpenting di pantai timur Borneo Utara lebih 100 tahun lalu," katanya.

Ditambahkan oleh Saufi bahwa meskipun masjid itu telah mengalami pelbagai perubahan, namun berbagai kegiatan dakwah tetap dilakukan di masjid ini seperti kegiatan pengajian Al-Quran, kuliah maghrib subuh mingguan, kuliah Zuhur, bacaan tahlil dan surah yassin setiap malam jumaat.

Dan pagi ini, penulis menyaksikan sendiri bahwa masjid yang didirikan lebih dari 130 tahun lalu ini, dengan segala kesederhanaannya masih berdiri kokoh dan berfungsi dengan baik dalam menjalankan berbagai kegiatan dakwah serta menjadi saksi sejarah keberadaan kota Sandakan sejak masa awal berdirinya, hancur saat Perang Dunia Kedua dan pembangunan kembali hingga saat ini menjadi kota terbesar kedua di Sabah.  ***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun