Di dunia seni kita mengetahui bahwa terdapat beragam jenis karya seni, salah satunya yang cukup dikenal adalah karya seni mural. Mural adalah cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok, atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya.
Melalui karya seni mural, seorang seniman atau siapapun penggagasnya dapat menyampaikan pesan-pesan yang mendalam, bahkan mengekspresikan harapan dan kritikan kepada pihak tertentu secara estetis dan meningkatkan daya seni dan imajinasi penikmatnya.
Agar mudah dilihat dan dinikmati, maka karya seni mural biasanya Digambar atau dilukis pada dinding bangunan yang sering dilalui orang banyak, seperti yang terdapat di beberapa tempat di Kota Tawau, khususnya di kawasan Bandar. Di kota yang mendapat julukan "Kota Peladang" ini, mural terdapat di beberapa tempat yang ramai dilewati orang seperti kantor Majelis Perbandaran Tawau (MPT), Pasar Tanjung dan Pasar Gantung (Seberang Servay Hypermarket).
Di dinding samping gedung MPT di Jalan Dunlop, samping Gedung HSBC, terdapat sebuah karya seni mural bergambar Kembang Sepatu atau Bunga Raya (Hibiscus rosa-sinensis) berwarna merah. Bunga Sepatu adalah bunga yang dipilih oleh Pemerintah Malaysia sebagai bunga kebangsaan pada akhir tahun 1958. Selain Bunga Sepatu terdapat gambar ikan berwarna merah, tulisan TAWAU dan angka 1918 di bagian atas, sedangkan di bagian bawah terdapat gambar ombak laut.
Karya seni mural ini merupakan karya seorang seniman asal Tawau bernama Rozaini Jalil @Jimmy atau yang dikenal sebagai "Jimmy Art Tawau". Karya seni mural yang diberi judul "Selamat Datang di Tawau" ini dibuat pada tahun 2016. Meski mural tersebut terlihat mulai kusam, namun ekspresi visual yang ingin disampaikannya masih sangat kuat, yaitu memperkenalkan Tawau kepada masyarakat, terutama pendatang.
Selain mengenalkan Bunga Sepatu sebagai bunga kebangsaan, Rozaini ingin menunjukkan bahwa Tawau, Sabah, merupakan bagian dari Malaysia. Selain itu, Rozaini juga ingin mengenalkan sejarah Tawau lewat angka 1918, angka berakhirnya Perang Dunia Pertama (1914-1918). Sementara gambar ikan dan ombak laut ingin menunjukkan bahwa Tawau memiliki laut dan salah satu produk utamanya, selain hasil perkebunan, adalah berbagai produk hasil laut.
Apabila karya seni mural "Selamat Datang di Tawau" dibuat pada tahun 2016 dan mungkin menjadi mural pertama di Tawau, maka karya seni mural di Pasar Tanjung dan Pasar Gantung dibuat pada tahun 2022 sebagai hasil dari lomba membuat mural yang digagas oleh anggota Parlemen asal Tawau YB Lo Su Fui. Saat itu YB Lo Su Fui masih menjabat sebagai Staf Khusus Ketua Menteri urusan Tiong Hoa Sabah.
Bersama MPT, YB Lo Su Fui mengadakan perlombaan membuat mural dengan slogan "Sabah Maju Jaya" di beberapa tempat untuk menarik minat masyarakat akan karya seni mural, termasul menarik minat wisatawan yang berkunjung ke Tawau. Sabah Maju Jaya sendiri merupakan slogan rencana pembangunan Negeri Sabah bagi tahun 2021-2025, untuk membawa citra inklusif, kebersamaan dan kebertanggungjawaban warga Sabah untuk menyukseskan agenda pembangunan Sabah.
Pasar Tanjung merupakan pasar tradisional terbesar dan teramai di Tawau, Sabah, Malaysia. Pasar Tanjung berdiri di atas bangunan tiga lantai dan berlokasi di tempat yang strategis di Bandar sehingga selalu ramai dikunjungi atau dilewati masyarakat. Di Pasar Tanjung ini terdapat tiga karya mural. Pertama di sepanjang tembok yang membatasi pasar dengan jalan raya. Di tembok ini terdapat mural dengan tulisan "Tawau Kota Peladang". Sayang mural di tembok ini terlihat mulai kusam dan gambarnya tidak lagi cantik.
Mural kedua terdapat di dinding gedung Pasar Tanjung sebelah kanan bergambar Bunga Sepatu, Bola dunia dan icon tulisan Tawau dalam Bahasa Jawi. Mural dipisahkan tulisan "Sabah Maju Jaya" di bagian tengah. Sementara mural ketiga terdapat di salah satu tembok di bagian belakang pasar berupa gambar seorang wanita sedang berjualan dan tulisan Pasar Tanjung. Mural ini masih terawat dan cukup cantik untuk digunakan sebagai background foto.
Sekarang mari kita lihat mural berikutnya yang terdapat di Pasar Gantung, sebuah pasar lama yang sempat terbakar dan dibangun ulang. Di Pasar Gantung ini terdapat mural bergambar seorang pria mengenakan baju melayu dan berpeci serta dua wanita mengenakan baju adat. Di atas ketiga orang tersebut terdapat bendera Sabah dan Malaysia serta tulisan "Sabah Maju Jayar".
Uniknya, di sebelah mural ini terdapat keterangan mengenai toilet (tandas) dengan tulisan "Tandas Awam Pasar Gantung". Sementara di sebelahya lagi terdapat mural bergambar seorang pria dibantu seorang wanita berjualan es serut, dengan keterangan di atasnya bertuliskan "Warung Pak Ming Jalan Stephen Tan". Penulis belum pernah mampir ke Warung Pak Min, tapi sepertinya warung ini cukup dikenal masyarakat di kawasan Pasar Gantung.Â
Sama seperti mural lainnya, mural di Pasar Gantung ini mulai terlihat kusam. Posisinya yang kerap tertutup kendaraan parkir membuat orang sulit berfoto di depan dinding mural atau sekedar menikmatinya, terlebih dari mural tersebut terdapat bak sampah yang cukup besar dan bau tumpukan sampah sangat menyengat.
Memperhatikan keberadaan karya seni mural di Kawasan Bandar Tawau, yang sudah diinisiasi sejak 2016, terlihatn bahwa mural sebagai salah satu bentuk karya seni sudah diterima oleh masyarakat Tawau untuk mengekspresikan pesan-pesan dalam bentuk seni dan menjadi sarana komunikasi pasif untuk menyampaikan harapan atau pesan kepada pihak tertentu.
Mengingat bahwa sebagian mural yang ada sudah mulai kusam, mungkin perlu adanya pengecatan ulang atau jika perlu membuat karya mural baru yang tidak kalah cantiknya, dengan pesan-pesan yang lebih aktual, misalnya pesan atau informasi bahwa sejak 1 Januari 2025 Sabah telah memiliki Yang di-Pertua Negara Sabah yang baru yaitu Yang di-Pertua Negara Sabah Tun Musa Aman yang dilantik pada 17 Desember 2024 oleh Yang Dipertuan Agong. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H