Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Kirik dan Kesetiaan Seekor Anjing

1 Desember 2024   07:23 Diperbarui: 1 Desember 2024   07:36 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini, ketika membuka pintu gerbang tempat tinggal penulis, seekor anjing kampung liar sudah menunggu di depan pintu dengan tenang dan seperti menanti untuk disapa. Anjing kampung ini, sebut saja namanya Kirik, merupakan seekor anjing betina dan salah satu anjing liar yang berada di sekitar perumahan tempat tinggal penulis di Taman Kafar, Tawau, Sabah, Malaysia.

Memiliki warna coklat kehitaman, Kirik memiliki perawakan kurus seperti hewan kurang makan, namun memiliki sorot mata yang tajam. Dari puting susunya yang bergelantungan, tampak bahwa Kirik baru saja melahirkan.

"Saya pernah melihat anjing tersebut saat mengandung. Perutnya besar, pasti anaknya lebih dari satu, " ujar Pak Kadir, salah seorang Satpam di tempat tinggal penulis yang setiap hari membuka  dan menutup pintu gerbang.

"Saya tidak tahu kapan ia melahirkan. Tetapi setahu saya, anak-anaknya sekarang ada di semak-semak halaman samping rumah ini Pak. Saya tahu karena kerap melihat anjing tersebut sering bolak-balik ketempat tersebut," ujar Pak Kadir lebih lanjut.  

Sebenarnya bukan pagi ini aja Kirik menunggu di depan pintu gerbang, bahkan dapat disebut hampir setiap sore dan malam pun menunggu di depan gerbang. Seolah ia ingin melihat keberangkatan penulis ke kantor dan menunggu saat penulis pulang kantor.

Yang tidak kalah menarik, Kirik selalu menunggu di batas luar pintu gerbang. Ia tidak berani melewati garis batas pintu gerbang, meski gerbang terbuka lebar.

"Anjing tersebut seperti mengerti batas rumah dan halaman luar. Anjing itu sepertinya juga paham kalau bapak dan penghuni rumah ini yang sering memberinya makan. Jadi ia menanti dengan setia di depan gerbang dengan tenang, tapa melewati batas gerbang. Padahal biasanya dia suka menggonggong setiap bertemu dengan orang yang tidak dikenal," tambah Pak Kadir.

Pak Kadir pun menambahkan cerita bahwa semalam, seusai penulis memberinya makan berupa potongan daging, Kirik langsung membawa beberapa potong ke semak-semak untuk diberikan kepada anak-anaknya.

Benar, semalam, usai menghadiri acara makan malam di kantor, penulis  memang memberikan makanan kepada Kirik. Kebiasaan memberikan makan kepada anjing liar di sekitar rumah sudah penulis lakukan sejak awal mendiami rumah di Tawau ini.

Mungkin karena itu, Kirik dan beberapa ekor anjing liar lainnya sudah mengenali penulis dan tidak lagi menggonggong setiap kali melewatinya. Meski tentu saja penulis harus tetap berhati-hati jangan sampai anjing-anjing tersebut menyerang. Karena ada cerita, salah seorang kolega penulis pernah digigit anjing ketika hendak berangkat ke kantor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun