Cerita Pancasila dan Bola Bundar Bulat Jadi Koleksi Perpustakaan Sabah

Tanggal 25 Oktober 2024 lalu dapat dikatakan sebagai sebuah hari istimewa, karena pada tanggal tersebut penulis berkesempatan menyerahkan dua buah buku yaitu "Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana" dan "Bola Bundar Bulat: Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar" kepada Kepala Perpustakaan Sabah Cabang Tawau, Fauzina Muhammad.

Kedua buku yang diserahkan untuk menjadi koleksi perpusatakaan tersebut merupakan dua buku karya penulis yang diterbitkan oleh Penerbit Bravebooks pada akhir 2023.

Tentu saja penulis merasa senang dan bangga ketika buku tersebut bisa diserahkan ke Perpustakaan, tempat menyimpan buku-buku yang bisa diakses oleh banyak orang, dan nantinya menjadi koleksi perpustakaan. Harapannya akan ada pengunjung yang tertarik untuk membaca karya penulis. 

Baca juga: Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana

Buku "Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana" sendiri adalah buku karya penulis saat masih menjabat sebagai salah seorang Direktur di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Sebagai seorang Direktur di BPIP, penulis kerap menjumpai banyak persoalan-persoalan yang disampaikan masyarakat terkait Pancasila, mulai dari sejarah kelahiran Pancasila hingga aktualisasinya dalam kehidupan sehari-hari. 

Penulis pun kemudian menjawab persoalan-persoalan tersebut dengan menuliskannya dalam buku Cerita Pancasila dengan Bahasa Indonesia yang ringan sehingga mudah dipahami oleh pembacanya.

Beberapa tulisan yang terdapat dalam buku ini antara lain tentang pidato Sukarno pada 1 Juni 1945 hingga kemudian tanggal 1 Juni tersebut diperingati setiap tahun sebagai Hari Lahir Pancasila. Terdapat pula tulisan tentang Gedung Pancasila yang sempat kesepian. 

Sebagai seorang diplomat, penulis pun tidak lupa menulis tentang Pancasila dan diplomasi RI, misalnya tentang diplomasi untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

Baca juga: Bola Bundar Bulat, Timnas Indonesia Bisa Lolos dari Penyisihan Group di Piala Asia 2023

Dalam buku Cerita Pancasila ini terdapat kata pengantar dari Wakil Presiden RI ke-5 Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno yang juga Wakil Ketua Dewan Pengarah BPIP dan Kepala BPIP Prof. Yudian Wahyudi.

Baca juga: Menjaga Tradisi Membuat dan Menghias Pohon Telur Pada Peringatan Maulid Nabi di Tawau Malaysia

Sedangkan buku "Bola Bundar Bulat: Bisnis dan Politik dri Piala Dunia di Qatar" merupakan laporan dan pengamatan penulis dari turnamen sepak bola internasional empat tahunan yang diikuti oleh tim nasional senior pria anggota FIFA yang berlangsung di Qatar pada 20 November 2022 hingga 18 Desember 2022.

Sebagian dari tulisan-tulisan dalam buku Bola Bundar Bundar sebenarnya merupakan tulisan yang diunggah sebagai status di akun media sosial penulis seperti Facebook, Instagram dan blog, termasuk di Kompasiana. 

Tapi karena ditulis hampir setiap hari maka lama kelamaan menjadi semakin banyak. Oleh karena itu, dari pada tercecer begitu saja, maka tulisan-tulisan tersebut dikumpulkan dan diterbitkan menjadi sebuah buku dan diberi kata pengantar oleh Pelatih timnas sepakbola Indonesia U-23 Indra Sjafrie.

Beberapa tulisan menarik yang terdapat dalam buku ini antara lain tentang alasan mengapa negara kecil seperti Qatar bisa terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia sepakbola dengan mengalahkan Amerika Serikat dan Jepang.

 Terdapat pula tulisan tentang perjalanan Argentina menjadi juara Piala Dunia 2022, meski pada awal turnamen mengalami kekalahan dari Arab Saudi dengan skor 0-1. Tidak cukup sampai disitu, dalam buku ini terdapat pula tulisan mengenai filsafat bola.

Penyerahan kedua buku tersebut sendiri dilakukan seusai penulis melakukan kunjungan ke Perpustakaan Sabah Cabang Tawau pada 25 Oktober 2024. Penulis berkunjung untuk bersilahturahmi dengan pengelola perpustakaan yang menerima dengan baik.

Selain itu, penulis juga berinisiatif menjajaki kerjasama dengan Perpustakaan Sabah dalam pemberian akses membaca koleksi perpustakaan bagi anak-anak Indonesia yang orang tuanya bekerja sebagai pekerja migran di Tawau dan saat ini berstatus sebagai pelajar di berbagai Community Learning Center (CLC) di Tawau. 

CLC sendiri adalah sekolah dasar dan menengah pertama yang dibangun atas kesepakatan bersama Pemerintah Indonesia dan Malaysia pada tahun 2011. Pemerintah Indonesia mendatangkan guru-guru, sedangkan Malaysia melalui pihak Perkebunan menyediakan sarana dan prasarana belajar.

Walaupun di beberapa CLC terdapat perpustakaan, namun buku-buku yang tersedia sangat-sangat terbatas dan sangat jauh mencukupi untuk memenuhi kebutuhan membaca anak-anak.

Memperhatikan banyaknya anak-anak Indonesia yang belajar di CLC (di Tawau saja terdapat sekitar 10 CLC non-ladang) dan terbatasnya buku-buku di perpustakaan CLC, maka penulis berpandangan bahwa kerjasama dengan perpustakaan menjadi penting untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak pelajar Indonesia untuk mengakses buku-buku koleksi Perpustakaan Sabah dan untuk melihat dunia yang lebih luas. 

Hal ini mengingat bahwa buku adalah jendela dunia. (AHU)