Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Cerita Pancasila dan Bola Bundar Bulat Jadi Koleksi Perpustakaan Sabah

31 Oktober 2024   06:13 Diperbarui: 31 Oktober 2024   06:25 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi karena ditulis hampir setiap hari maka lama kelamaan menjadi semakin banyak. Oleh karena itu, dari pada tercecer begitu saja, maka tulisan-tulisan tersebut dikumpulkan dan diterbitkan menjadi sebuah buku dan diberi kata pengantar oleh Pelatih timnas sepakbola Indonesia U-23 Indra Sjafrie.

Beberapa tulisan menarik yang terdapat dalam buku ini antara lain tentang alasan mengapa negara kecil seperti Qatar bisa terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia sepakbola dengan mengalahkan Amerika Serikat dan Jepang.

 Terdapat pula tulisan tentang perjalanan Argentina menjadi juara Piala Dunia 2022, meski pada awal turnamen mengalami kekalahan dari Arab Saudi dengan skor 0-1. Tidak cukup sampai disitu, dalam buku ini terdapat pula tulisan mengenai filsafat bola.

Penyerahan kedua buku tersebut sendiri dilakukan seusai penulis melakukan kunjungan ke Perpustakaan Sabah Cabang Tawau pada 25 Oktober 2024. Penulis berkunjung untuk bersilahturahmi dengan pengelola perpustakaan yang menerima dengan baik.

Selain itu, penulis juga berinisiatif menjajaki kerjasama dengan Perpustakaan Sabah dalam pemberian akses membaca koleksi perpustakaan bagi anak-anak Indonesia yang orang tuanya bekerja sebagai pekerja migran di Tawau dan saat ini berstatus sebagai pelajar di berbagai Community Learning Center (CLC) di Tawau. 

CLC sendiri adalah sekolah dasar dan menengah pertama yang dibangun atas kesepakatan bersama Pemerintah Indonesia dan Malaysia pada tahun 2011. Pemerintah Indonesia mendatangkan guru-guru, sedangkan Malaysia melalui pihak Perkebunan menyediakan sarana dan prasarana belajar.

Walaupun di beberapa CLC terdapat perpustakaan, namun buku-buku yang tersedia sangat-sangat terbatas dan sangat jauh mencukupi untuk memenuhi kebutuhan membaca anak-anak.

Memperhatikan banyaknya anak-anak Indonesia yang belajar di CLC (di Tawau saja terdapat sekitar 10 CLC non-ladang) dan terbatasnya buku-buku di perpustakaan CLC, maka penulis berpandangan bahwa kerjasama dengan perpustakaan menjadi penting untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak pelajar Indonesia untuk mengakses buku-buku koleksi Perpustakaan Sabah dan untuk melihat dunia yang lebih luas. 

Hal ini mengingat bahwa buku adalah jendela dunia. (AHU)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun