Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ada Roti Bakar dan Es Cendol Bandung di Peringatan Hari Sabah di Tawau

4 September 2024   06:08 Diperbarui: 4 September 2024   16:56 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roti Bandung dan Es Cendol Bandung di Tawau, sumber gambar: Dokpri Aris Heru Utomo

Bagi masyarakat negara bagian Sabah, tanggal 31 Agustus merupakan tanggal bersejarah karena pada 61 tahun yang lalu atau tepatnya 31 Agustus 1963, Sabah resmi menyatakan kemerdekaannya dari pemerintahan Inggris melalui deklarasi kemerdekaan Pemerintahan Borneo Utara.

Pada tahun 2021, pemerintah negara bagian Sabah menetapkan tanggal 31 Agustus sebagai "Hari Sabah". dan sejak tahun 2023 Hari Sabah dirayakan setiap tahun, menggantikan Hari Merdeka atau Hari Kebangsaan yang telah dirayakan secara luas di Sabah sejak lama.

Pada tahun 2024 ini Hari Sabah diperingati secara meriah di Kota Kinabalu dipimpin oleh Tuan Yang Terutama Yang di-Pertua Negeri Sabah Tun Juhar Mahiruddin. Sebanyak. 58 kontingen terdiri daripada pelbagai kategori mengambil bagian dalam parade di Padang Merdeka Kota Kinabalu, Sabtu (31/08/2024).

Menyikapi perayaan Hari Sabah tersebut, Ketua Menteri Sabah Datuk Seri Hajiji Noor seperti dikutip dari Sinarharian.com.my mengatakan bahwa perayaan bersama Hari Kebangsaan dan Hari Sabah pada 31 Agustus diharap mampu menjadi titik penyatuan seluruh rakyat Malaysia yang memiliki latar belakang berbeda.

Datuk Seri Hajiji berharap tidak muncul kekeliruan terkait dua peringatan tersebut. Menurutnya, Hari Sabah penting untuk memperingati Sabah bebas dari pemerintahan Inggris pada 31 Agustus 1963, serta permulaan bagi negeri Sabah untuk bersama membentuk Malaysia pada 16 Sept 1963.

"Kita mahu rakyat khususnya generasi muda lebih mengetahui sejarah bukan sahaja mengenai sambutan Hari Kebangsaan tetapi juga Hari Sabah. Namun, lebih penting ialah semangat kita untuk terus bersama-sama membangunkan dan memajukan negeri ini dan negara kita yang tercinta," kata Datuk Seri Hajiji.

Selain kegiatan utama di atas, di berbagai daerah lainnya di negeri Sabah digelar panggung hiburan dan bazaar, salah satunya yang dilakukan Pemerintah Kota Tawau.

Di Tawau, panggung hiburan dan bazaar antara lain digelar di halaman kantor Majelis Perbandaran Tawau (MPT) dan Kawasan Sukan Tawau.

Beberapa group musik dan penyanyi kondang di Sabah, khususnya di Tawau, hadir menyemarakkan panggung hiburan yang bertajuk "Karnival Ambang Merdeka" (Karnaval menyambut Kemerdekaan). Sementara para pedagang kecil membuka gerai kuliner, pakaian dan permainan di halaman kantor MPT layaknya pasar malam di Indonesia.

Ketika penulis tiba di lokasi acara di halaman kantor MPT, tampak seorang rocker berambut gondrong sepinggang tengah beraksi membawakan lagu-lagu rock di atas panggung. Saat bernyanyi, wajah si penyanyi tertutup rambut gondrongnya dan baru terlihat ketika ia melonjak-lonjak atau saat salah satu tangannya menyibak rambutnya.

Dengan penuh semangat sang penyanyi membawakan beberapa buah lagu dan penonton menyambutnya dengan sorak sorai dan penuh kegembiraan. Tidak sedikit diantaranya yang ikut bergoyang meski goyangnya tidak seheboh penonton konser dangdut.

Usai menyaksikan penampilan si penyanyi gondrong, penulis kelililing tenda-tenda peserta bazaar untuk melihat-lihat. Tampak tenda-tenda besar berukuran 4x4 meter berwarna putih berdiri di sisi kanan halaman MPT. Di bawah tenda-tenda ini terdapat stand para penjual pakaian dan celana serta sepatu aneka jenis, baru dan bekas. Beberapa pengunjung tampak sedang menawar dagangan yang ditawarkan.

Sementara di sisi kiri halaman MPT berdiri tenda-tenda yang didominasi warna biru dengan ukuran yang lebih kecil. Di sisi ini bisa dijumpai banyak penjual makanan seperti sate, nasi lemak, ayam goreng, hamburger, bakso dan roti bakar Bandung. Sedangkan minuman yang ditawarkan antara lain es jeruk, teh lemon, aneka minuman botol dan es cincau Bandung.  

Melihat tenda penjual roti bakar Bandung, sebuah hidangan roti khas yang diisi dengan mentega atau margarin dan selai sebelum dibakar dan ditaruh manisan di atasnya, penulis pun bertanya kepada sang penjual mengenai alasan memberi nama roti bakar Bandung.

Sambil mengoleskan selai strawberry di atas sebuah roti, si penjual menjawab pertanyaan penulis. Menurutnya, roti bakar Bandung merupakan makanan jalanan yang banyak dikenal masyarakat di Tawau. Potongan rotinya yang besar dan berlapis dengan aneka ragam isi dan rasanya yang manis menjadi daya tarik tersendiri untuk disantap hangat-hangat.

"Sudah pernah ke Bandung," tanya penulis yang mengira pembuatan roti bakar tersebut karena terinspirasi oleh roti bakar serupa di Bandung, Jawa Barat.

"Belum pernah. Tapi saudara saya pernah ke Bandung," jawab si penjual dengan ramah tanpa menjelaskan hubungan Bandung dengan roti bakar yang dijualnya.

Selain roti bakar, kuliner lain yang menggunakan nama Bandung adalah es cendol Bandung yang rasanya manis dan menyegarkan.

Di Indonesia, es cendol Bandung adalah minuman yang terbuat dari tepung beras dan sebagainya yang dibentuk dengan penyaring, kemudian dicampur dengan air gula dan santan.

Sedangkan di Malaysia (juga Tawau), es cendol Bandung adalah minuman menggunakan susu dipadukan sirup merah ditambah potongan cincau (gel yang terbuat dari ekstrak daun cincau) berwarna hitam.

Dengan memadukan sirup merah di bagian atas hingga tengah gelas dan susu serta cincau hitam di bagian tengah gelas ke bawah membuat sajian es cendol Bandung seperti gelas dengan bagian atau lapisan di atas berwarna merah dan di bagian bawah berwarna. Mirip warna bendera Indonesia, merah dan putih.

Penasaran dengan perbedaan es cendol Bandung di Bandung dengan es cendol Bandung di Tawau, Malaysia, penulis pun mencoba untuk mencari tahu tentang asal usulnya. Apakah ada kaitannya dengan kota Bandung. Karena kalau bicara asal usul coto Makassar di Tawau misalnya, maka keberadaannya tidak terlepas dari banyaknya masyarakat Tawau yang lahir, besar dan bertempat tinggal di Tawau. Mereka membuat coto Makassar berdasarkan resep dari keluarganya di Sulawesi Selatan.

Tidak mudah untuk mengetahui asal usul es cendol Bandung mengingat tidak banyak orang Bandung yang tinggal di Tawau.

Satu-satunya cara adalah bertanya pada mbah Google. Dari si mbah didapat narasi yang menyebutkan bahwa Bandung dalam bahasa Melayu artinya berlapis. Dengan informasi tersebut, penulis pun berasumsi bahwa penamaan es cendol Bandung dikaitkan dengan adanya lapisan air sirup manis berwarna merah di bagian/lapisan atas dan susu putih di bawah.

"ach kirain ada hubungan langsung dengan Kota Bandung"

Ehm ... bagaimana menurut pembaca?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun