Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Bukan Panjat Sosial melainkan Panjat Tebing yang Duluan Sumbang Emas

9 Agustus 2024   06:31 Diperbarui: 9 Agustus 2024   07:27 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya atlit panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo meraih medali emas, mengalahkan atlit China (RRT) Wu Peng di final panjat cepat di Le Bourget Sport climbing Venue. Veddriq menempuh waktu 4.75 detik dan Wu Peng 4.77 detik, Kamis (8/8/2024) sore WIB. Catatan waktu Veddriq sekaligus menjadi rekor olimpiade baru.

Ini adalah medali emas pertama yang didapat kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024 dan medali kedua, setelah medali perunggu yang direbut Gregoria Mariska Tunjung.

Tak ayal bendera merah putih berkibar dan lagu Indonesia Raya pun diperdengarkan di Olimpiade Paris. 

Keberhasilan atlit panjat tebing kelahira 11 Maret 1997 ini tentu saja membanggakan. Bukan saja karena menjadi medali emas pertama bagi tim Olimpiade Indonesia di Paris, tetapi juga menghapus kekhawatiran bahwa Veddriq akan gagal karena beban mental akibat tayangan video dirinya yang viral lewat pesan berantai di Whatsapp group di hari-hari pertama Olimpiade 2024.

Dalam video tersebut, Veddriq tampak memenangkan sebuah pertandingan dan meraih medali emas. Video yang beredar di masyarakat lewat pesan berantai di group whatsapp tersebut banyak disalahartikan. Karena diberi narasi "Medali emas Pertama Indonesia di Olimpiade Paris" banyak yang kemudian mengira, video tersebut menunjukkan Veddriq meraih medali emas di Olimpiade 2024 Paris.

Padahal video tersebut merupakan potongan aksi Veddriq Leonardo saat mengikuti Olympic Qualifier Series Shanghai 2024 beberapa bulan lalu. Dalam video tersebut, Veddriq beradu di laga final melawan wakil China, Wu Peng. Veddriq menyelesaikan laga dan keluar sebagai juara dengan catatan waktu 4,83 detik atau 0,05 detik lebih cepat dibanding Wu Peng yang menorehkan catatan waktu 4,88 detik. Atas capaiannya saat itu, Veddriq pun dinyatakan berhak atas emas.

Tidak jelas siapa yang mula-mula memviralkan video tersebut dan apa alasannya. Tapi yang jelas, tayangan tersebut bisa merusak konsentarasi atlit, dalam hal ini Veddriq. Seperti halnya cabang olahraga lainnya yang memerlukan kecepatan dan kekuatan, maka selain kemampuan fisik, teknis dan pengalaman, yang dibutuhkan adalah konsentrasi penuh agar dapat mengalahkan lawan-lawannya. Karenanya, ketika pertandingan belum dimulai dan muncul tayangan seolah sudah menjadi juara, maka tayangan tersebut bisa merusak konsentrasi atlit.

Beruntung lah pengalaman dan mental Veddriq teruji. Dia bisa mengalahkan lawan yang sama di final Olympic Qualifier Series Shanghai 2024 yaitu Wu Peng dengan selisih waktu 1 detik saja. Satu detik yang sangat berharga. Kemenangan yang membuat kita bangga dan terharu di tengah persaingan yang semakin ketat.

Kebanggaan semakin bertambah dengan raihan medali emas kedua dari Rizki Juniansyah yang berhasil menyabet medali emas Olimpiade 2024 dari cabang angkat besi pada nomor 73 kg di Paris Expo Porte de Versailles, Jumat (9/8/2024) dini hari WIB. Dia berhasil dan memastikan medali emas untuk Indonesia dengan total angkatan 354 kg dan sekaligus mencatatkan rekor angkatan di Olimpiade pada nomor 73 kg.

Selamat kepada Veddriq Leonardo, Rizki Juniansyah dan Greogria Mariska Tunjung serta tim Olimpiade Indonesia atas raihan medalinya. Semoga kemenangan mereka tidak diikuti dengan aksi panjat sosial atau pansos dari para pejabat dan selebrities Indonesia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pansos adalah tindakan yang mengarah pada usaha untuk mencitrakan diri sebagai orang yang mempunyai status sosial tinggi. Dilakukan dengan cara menggunggah foto, tulisan, poster, baliho dan sebagainya di media sosial dan ruang terbuka.

Pada masa-masa pemilihan presiden dan kepala daerah, aksi pansos kerap dilakukan oleh para pejabat di Indonesia yang memanfaatkan keberhasilan seseorang untuk menampilkan dirinya. Sebagai contoh ketika timnas sepakbola Indonesia memenangkan suatu kejuaraan, tiba-tiba muncul berbagai ucapan selamat bergambar timnas dan pejabat-pejabat di berbagai tingkatan, di Pusat ataupun daerah. Padahal kemungkinan besar tidak ada kontribusi dari para pejabat tersebut terhadap upaya dan keberhasilan sang atlit, apalagi kalau atlit tersebut berasal dari cabang olahraga yang kurang populer seperti panjat tebing dan angkat besi.

Beruntungnya, atlit-atlit yang berasal dari cabang olahraga yang kurang begitu populer seperti Vedriq dan Rizki, memiliki semangat tinggi untuk lebih baik bekerja keras untuk bisa menampilkan yang terbaik dalam hal panjat tebing dan angkat besi.

Veddriq (27thn) sebelum ke Olimpiade memulai menekuni panjat tebing di kampus dan kemudian meniti karier sampai sekelas olimpic. Sedangkan Rizky (21 tahun) adalah anak kandung M.Yasin atlet angkat besi Indonesia yang pernah 3 kali tampil di Sea Games. Rizky berlatih sejak usia dini di lingkungan olahraga angkat besi.

Dari mereka kita bisa belajar tentang onsistensi dan disiplin untuk meraih sukses. Seperti halnya yang lain, upaya dan kerja keras tidak akan membohongi. Hanya mie yang instans, tapi kesuksesan perlu proses. 

Jadi daripada sibuk pansos dan angkat puja-puji kesana kemari, lebih baik bekerja dan berusaha dengan tekun. Mungkin kalau kata Veddriq dan Rizki "lebih baik panjat tebing dan angkat besi daripada panjat sosial dan angkat puja-puji". Salam olahraga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun