Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Bukan Panjat Sosial melainkan Panjat Tebing yang Duluan Sumbang Emas

9 Agustus 2024   06:31 Diperbarui: 9 Agustus 2024   07:27 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pansos adalah tindakan yang mengarah pada usaha untuk mencitrakan diri sebagai orang yang mempunyai status sosial tinggi. Dilakukan dengan cara menggunggah foto, tulisan, poster, baliho dan sebagainya di media sosial dan ruang terbuka.

Pada masa-masa pemilihan presiden dan kepala daerah, aksi pansos kerap dilakukan oleh para pejabat di Indonesia yang memanfaatkan keberhasilan seseorang untuk menampilkan dirinya. Sebagai contoh ketika timnas sepakbola Indonesia memenangkan suatu kejuaraan, tiba-tiba muncul berbagai ucapan selamat bergambar timnas dan pejabat-pejabat di berbagai tingkatan, di Pusat ataupun daerah. Padahal kemungkinan besar tidak ada kontribusi dari para pejabat tersebut terhadap upaya dan keberhasilan sang atlit, apalagi kalau atlit tersebut berasal dari cabang olahraga yang kurang populer seperti panjat tebing dan angkat besi.

Beruntungnya, atlit-atlit yang berasal dari cabang olahraga yang kurang begitu populer seperti Vedriq dan Rizki, memiliki semangat tinggi untuk lebih baik bekerja keras untuk bisa menampilkan yang terbaik dalam hal panjat tebing dan angkat besi.

Veddriq (27thn) sebelum ke Olimpiade memulai menekuni panjat tebing di kampus dan kemudian meniti karier sampai sekelas olimpic. Sedangkan Rizky (21 tahun) adalah anak kandung M.Yasin atlet angkat besi Indonesia yang pernah 3 kali tampil di Sea Games. Rizky berlatih sejak usia dini di lingkungan olahraga angkat besi.

Dari mereka kita bisa belajar tentang onsistensi dan disiplin untuk meraih sukses. Seperti halnya yang lain, upaya dan kerja keras tidak akan membohongi. Hanya mie yang instans, tapi kesuksesan perlu proses. 

Jadi daripada sibuk pansos dan angkat puja-puji kesana kemari, lebih baik bekerja dan berusaha dengan tekun. Mungkin kalau kata Veddriq dan Rizki "lebih baik panjat tebing dan angkat besi daripada panjat sosial dan angkat puja-puji". Salam olahraga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun