"Iya, benar. Tapi kemarahan yang saya kemas dalam karya seni," jawab BK
Apa yang disampaikan BK ada benarnya karena semua kemarahan atau kegelisahannya dan hasil dari laku wirid visualnya diwujudkan dalam karya seni yang apik. Sebagai contoih bagaimana BK menggambarkan kondisi perpolitikan saat ini lewat karya "Koalisi Indonesia Mundur". BK sepertinya ingin menggambarkan kelucuan perpolitikan tanah air lewat sosok-sosok badut sedang berakrobat. Dihadirkan pula sosok badut berpeci sedang menggigit sendal jepit.
Ada juga karya seni berbahan kramik berjudul "Pertanyaan Ngawur" yang menampilkan pertanyaan "apa agamamu" dan dijawab "Mbuh".
Menyaksikan karya-karya seni BK dalam pameran ini, pengunjung seperti dihadapkan pada pilihan-pilihan bebas dalam menafsirkan setiap karya yang ditampilkan. Dalam kajian hermeneutis, salah satu kajian filsafat bahasa yang mencoba meletakkan teks dalam perspektif yang lebih substansial yang disebut "inner meaning of the text", penafsiran ini pasti melampaui makna-makna tekstualis litterer ad hoc bahkan melampaui relasi teks dengan konteks atau kontekstualisasi teks.
Disinilah bisa disebut bahwa pengarang itu telah terbunuh dalam pameran. Makna dari seni itu bukan lagi berasal dari seniman, pengarang, atau pembuatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H