Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Setelah Bukber Terus HBH?

23 April 2024   14:49 Diperbarui: 23 April 2024   15:14 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Halalbihalal, sumber gambar: Aris Heru Utomo by AI

Mumpung masih di bulan Syawal dan biasanya banyak kegiatan Halalbihalal (HBH), saya mencoba membuat cerita kecil mengenai dua tradisi yang ada di Indonesia yaitu buka puasa bersama (bukber) dan HBH.

Cerita ini terinspirasi dari status teman saya sejak sekolah dasar di dinding Facebook (FB) miliknya. Dia menulis begini "Bulan lalu ditanya kapan bukber eh sekarang ditanya lagi kapan hbh. Cuma bisa nyengir onta menghadapi pertanyaan spt itu".

Tidak selesai di situ, dia pun mengomentari soal bukber dan HBH dengan menulis "Sesungguhnya keduanya penting sbg bagian dari silaturahmi/silaturahim sesama teman dan kerabat, namun kepentingan itu sering mengalah demi kepentingan lainnya.
Kepentingan lain itu dulu dinamai kesibukan, kalaupun bisa hadir sekedarnya saja yg biasa disebut setor muka. Sekarang namanya lebih beragam, mulai dari mobilitas terbatas, aksebilitas berkurang dan banyak -tas lainnya. Namun demikian, masih ada juga yg mengatasnamakan kesibukan sbg alasan utama. Basi banget".

Teman kecil saya ini memang dikenal pintar dan kuliahnya pun mengambil jurusan yang sama dengan Presiden RI Joko Widodo, walau beda perguruan tinggi

Kepintarannya kerap tampak saat berkomentar atau menanggapi postingan teman-temannya di group WA. Hampir semua hal bisa dijelaskan dengan baik, walau kadang menjengkelkan beberapa teman yang postingannya "diluruskan" olehnya. Karena hampir semua hal bisa dijelaskan dengan baik, bahkan ada yang menyebutnya "google" berjalan.

Nah kembali ke status yang dia tuliskan di FB, dia gak mau menjawabnya soal pertanyaan "kapan bukber?" atau "Kapan HBH?".

Teman saya tersebut beralasan "Saya tdk mau menjawabnya karena nanti ada yg berteriak, "Ah elo sendiri paling sering gak hadir malah bikin status"

Saya tersenyum membaca komentarnya yang terakhir. Karena komentar tersebut sebenarnya datang dari saya. Saya termasuk kerap mengkritiknya, termasuk kritik terhadap sikapnya untuk sering keluar group WA dan bahkan lama tidak mau bergabung di group WA. Alasannya tidak merasa nyaman.

Lho kok jadi ngeghibahin teman saya sendiri sih, bukan ngomongin soal bukber dan HBH?

Baiklah sekarang kita cerita soal bukber dan HBH saja sesuai judul tulisan ini. Untuk teman saya, kalau baca tulisan ini, sorry ya bro.

Tradisi bukber di Indonesia sendiri, menurut sepemahaman saya baru populer di sekitar tahun 2000an ketika Generasi Baby Boomer (mereka yang lahir sebelum 1964) dan Generasi X (mereka yang lahir setelah 1965) berada pada usia mapan dan sukses dalam karir. Mereka yang kemudian kangen dengan teman-teman masa mudanya inilah yang mulai menginisiasi acara kumpul-kumpul dengan teman-teman sekolahnya, terutama saat bulan Ramadan. Mereka membuat acara berbuka puasa bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun