Dari kejauhan tampak puncak Gunung Batur dengan danau yang biru kehijauan atau hijau berkarat di salah satu kaki gunung. Â
"Di ujung sana adalah Desa Trunyan dimana terdapat pemakaman warga asli Bali tanpa dikubur. Di sana, warga yang wafat tidak dikubur, tetapi mayatnya diletakkan di bawah pohon. Mayat tersebut tidak berbau karena bau diserap oleh wangi pohon Trunyan," jelas Ngurah, driver sekaligus guide kami, sambil menunjuk sebuah lokasi di ujung danau.Â
"Untuk sampai ke sana, kita harus menyeberangi danau menaiki boat," ujar Ngurah.
Sambil mendengarkan penuturan Ngurah soal jalur ke Desa Trunyan, saya terus memandang keindahan alam di Gunung Batur yang luar biasa. Suatu pemandangan alam yang benar-benar mempesona hati setiap orang yang mengunjunginya.
Udara segar dan aroma hutan yang harum lamat-lamat tercium sampai ke tempat kami berada, menambah pengalaman bathin menjadi lebih memikat dan berkesan.Â
Jika ada kesempatan, lain kali tampaknya perlu melakukan pendakian dan menatap matahari terbit dari puncak Gunung Batur. (AHU)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H