Si bapak tersebut tidak langsung menjawab, hanya tertawa kecil.
"Sekarang si pemiliki warung ada dimana?" tanya saya lagi ketika si bapak hanya menjawab pertanyaan saya dengan tertawa kecil.
"Lagi di menjaga warungnya di Subang," jawab si bapak
"Ha ha ha Pak Jalal Jalil bisa saja. Tadi saya sudah menduga kalau bapak itu pemilik warung ini, walau foto di klipping berita agak berbeda, khususnya rambutnya. Di foto kan rambut bapak hitam semua, sedangkan sekarang sudah putih semua" jawab saya sambil memastikan bahwa di bapak yang ngobrol dengan saya ternyata si pemilik warung yang nama dan fotonya terdapat di klipping berita yang dipajang di belakang kasir.
"Iya pak, saya yang punya warung ini, Jalal Jalil," jawab si bapak
"Wah bagaimana ceritanya dari main bola, membalap dan sekarang kok jadi penjual soto? Dan sekarang ada disini, Rumah Makan Wong Kudus KM 102," tanya saya
"Ceritanya panjang pak. Ada di salah satu klipping berita tersebut," jawab pak Jalal sambil menunjuk klipping berita di dinding.
"Ya sudah, kita berfoto bersama saja dulu. Setelah itu kita ngobrol-ngobrol," ajak saya
Kami berdua pun kemudian berfoto bersama, dilanjutkan dengan berbincang sejenak.
Dari obrolan sejenak, saya tahu bahwa cerita tentang seorang Jalal Jalil adalah cerita tentang transformasi kehidupan seorang mantan atlit, yang biasanya susah di hari tua, menjadi seorang pengusaha sukses.
Setelah berhenti sebagai pemain bola karena cedera, Jalal Jalil pernah belajar balap mobil di Jepang dan ikut pula berlaga dalam laga serial di Sirkuit Internasional Sentul dengan mengendarai mobil balap sendiri.