Untuk itu, agar dapat menjaga keseimbangan hidup, baik di bulan Ramadan ataupun bulan-bulan di luar Ramadan, saran yang disampaikan para pakar adalah menjadikan keseimbangan hidup sebagai gaya hidup.
Apa itu gaya hidup? Secara luas gaya hidup didefinisikan sebagai pola hidup seseorang didunia yang terungkap pada aktivitas, minat dan opininya.
Gaya hidup menggambarkan "keseluruhan diri seseorang" yang berinteraksi dengan lingkungannya.
Dengan pengertian tersebut di atas, maka menjadikan keseimbangan hidup sebagai gaya hidup, dapat dilakukan dengan cara antara lain:
Pertama, menentukan skala priotas berdasarkan kebutuhan dan kemampuan masing- masing berdasarkan faktor internal dan eksternal untuk mencapai kecerdasan emosional dan spiritual.
Dengan menyusun daftar prioritas, upaya menjaga keseimbangan hidup lebih mudah untuk dicapai karena pembagian waktu dan keterlibatan dalam suatu kegiatan menjadi terukur.
Ingat, dalam menyusun skala prioritas janganlah banyak gaya. Karena menurut ilmu fisika, tekanan berbanding lurus dengan gaya. Jadi kalau seseorang merasa hidupnya penuh tekanan, mungkin karena orang tersebut kebanyakan gaya. Â
Kedua, bekerja efektif efisien agar pekerjaan dapat selesai dengan maksimal dengan waktu yang singkat. Ingatlah, bahwa bekerja adalah ibadah yang merupakan amanah Tuhan YME untuk menjemput tidak sekedar uang, namun juga pahala.
Dengan bekerja efektif efisien, seseorang akan dapat menjaga keseimbangan hidup. Seseorang yang bekerja terlalu keras tanpa menyeimbangkan dengan kesenangan untuk dirinya akan bekerja dengan emosi dan cenderung tidak maksimal. (AHU)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H