Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Obrolan Ringan dengan Pedagang Rambutan

2 Maret 2024   20:29 Diperbarui: 2 Maret 2024   20:31 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Memangnya sekarang lagi musim rambutan ya,?" tanya saya lagi

"Enggak juga sih pak. Tahun ini kayaknya enggak ada musim rambutan. Hujan terus menerus membuat pohon rambutan tidak berbuah subur. Bahkan kebun rambutan di kampung saya banyak yang gagal berbuah," ujar Mang Asep.

"Bapak mau beli berapa ikat?," tanya Mang Asep kemudian.

Mendengar pertanyaan mang Asep, saya pun jadi teringat humor di Tiktok tentang seorang pedagang yang ditanya komentarnya mengenai pertanyaan yang paling tidak disukainya.

"Abang pedagang, pertanyaan apa yang paling tidak Abang sukai dari calon pembeli," begitu pertanyaan yang muncul di tiktok.

"Ya sebenarnya pertanyaan yang paling saya tidak sukai adalah tanya-tanya melulu, tetapi tidak beli," jawab Abang pedagang di tiktok.

Khawatir Mang Asep berkomentar seperti Abang pedagang di Tiktok (walau saya todak yakin Mang Asep bermain Tiktok), saya pun langsung bertanya soal harga rambutan yang ada di depan mang Asep.

"Seikatnya dua puluh lima ribu. Bapak mau beli berapa ikat?" ujar Mang Asep.

"Beli dua ikat saja. Tapi semut yang ada di rambutan jangan diajak," ujar saya sambil menyodorkan selembar uang kertas berwarna biru.

"He he he si bapak mah bisa aja atuh. Dua ikat ya pak," dengan sigap mang Asep memasukkan dua ikat rambutan ke dalan kantong plastik berwarna merah.

Terlihat ekspresi  kebahagiaan di raut wajah mang Asep karena mungkin ini rambutan pertama yang berhasil dijualnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun