Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepakbola, Korupsi dan Bola Bundar Bulat

17 Januari 2024   06:15 Diperbarui: 17 Januari 2024   06:27 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar Kompas

"Gimana mau menang... negara para koruptor," umpat Moamar Zidine Jidan atau biasa dipanggil Didin usai nonton bareng siaran langsung pertandingan sepakbola Piala Asia 2023 antara Indonesia melawan Irak di TV pos satpam di ujung gang.

Mendengar umpatan Didin, Ical yang duduk di sebelahnya langsung aja nyaut "Yang elo maksud negara para koruptor itu yang mana?".

"Ya negara kita lah, Indonesia, masa Singapura," jawab Didin yang mantan pekerja migran di Singapura.

"Coba kalau tidak ada korupsi di negara ini, mungkin sepakbola Indonesia bisa maju," tambah Didin mencoba menjelaskan.

"Sok gaya lo, mentang-mentang pernah kerja di Singapura lantas mengaitkan prestasi sepakbola suatu negara dengan korupsi tanpa memberikan data," sergah Ical yang memiliki nama lengkap Rizal Maldini.

"Memangnya Singapura yang dikenal sebagai salah satu negara yang tingkat korupsinya terendah di dunia memiliki prestasi sepakbola yang bagus?," tanya Ical dengan gaya seorang capres berdebat

"Sorry yee, timnas sepakbola sepakbola Singapura aja cuma berada di peringkat 158 FIFA. Kalah dari Indonesia yang berada di peringkat ke-149," tambah Ical lagi.

"Tapi kan di Indonesia memang tingkat korupsinya tinggi dan banyak menteri, gubernur, walikota dan pejabat lainnya yang ketangkep KPK karena korupsi," ujar Didin mencoba menyanggah

"Benar di Indonesia tingkat korupsinya memang tinggi, tapi bukan karena korupsi semata maka prestasi timnas sepakbola Indonesia gak bagus-bagus amat," jawab Ical

"Gue baca komentar pelatih sepakbola Indra Sjafri di buku "Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar" yang ditulis Aris Heru Utomo, dia bilang bahwa keberhasilan atau kemenangan yang diraih (sebuah tim sepakbola) merupakan hasil kerja nyata, kerja keras, terkonsep dan terstruktur yang dilakukan oleh organisasi yang mengelola sepakbola," jelas Ical yang rupanya sudah membaca buku sepakbola keren dari penulis yang aktif di  Kompasiana.

"Lagian kalau cuma korupsi yang disorot sebagai penyebab kegagalan timnas sepakbola, maka negara seperti Argentina tidak akan pernah bisa memenangi Piala Dunia, bahkan sampai tiga kali," bantah Ical

"Kenapa bisa begitu? Bukankah mereka punya pemain-pemain hebat semacam almarhum Maradona dan Lionel Messi," tanya Didin

"Begini ya gua kasih tau, Argentina itu merupakan salah satu negara yang rawan korupsi alias tingkat korupsinya tinggi. Menurut data Transparency International tahun 2021, Indeks Perspesi Korupsi Global, Argentina dan Indonesia sama-sama di peringkat 96," jelas Ical.

"Gue tambahin deh informasinya. Fakta bahwa tingkat korupsi di Argentina tinggi salah satunya adalah ketika belum lama ini Wakil Presiden Argentina Cristina Fernndez de Kirchner (yang juga pernah jadi Presiden), dinyatakan korupsi oleh pengadilan. Ia dituduh bagi-bagi proyek ke sahabatnya,"  tambah Ical.

Ical pun kemudian menjelaskan bahwa apabila mengikuti pemikiran Didin, bahwa negara yang tingkat korupsinya tinggi tidak akan dapat memenangi oertandingan sepakbola, maka negara seperti Argentina tidak bakalan pernah menjadi juara dunia sepakbola,

"O begitu ya. Tapi elo kan tau kalau di sepakbola banyak terjadi korupsi seperti pengaturan skor pertandingan, bahkan sampai pemilihan tempat pertandingan, kayak penentuan tempat penyelenggaraan Piala Dunia, tidak jarang dilakukan dengan cara-cara koruptif," ujar Didin masih belum mau menyerah.

"Iya, memang di banyak negara, bukan hanya di Indonesia tetapi juga dunia, kerap terjadi tindak korupsi di sepakbola. Tapi itu cerita lain. panjang ceritanya dan sekarang udah malam. Kalau mau tau banyak tentang sepakbola, mending elo nanti baca buku Bola Bundar Bulat deh," ujar Ical

"Buku tersebut sangat tepat untuk dibaca di saat Piala Asia 2023 lagi digelar di Qatar. Elo bisa banyak memperoleh informasi dan cerita menarik seputar gelaran sepakbola di negeri tersebut,  khususnya drama-drama yang terjadi di sepakbola. Elo juga bisa tau filosofi bola bundar bulat," papar Ical mempromosikan buku sepakbola yang sudah dibacanya.

"Wah ide bagus tuh. Kalau gitu, gue pinjam deh buku yang elo punya," ujar Didin sambil cengengesan

"Ntar gue bawain deh. Tapi kalau elo niat beli, bukunya bisa didapat tuh di online. elo tinggal browsing aja dengan memasukkan judul buku dan nama penulisnya sebagai kata kunci," jawab Ical sambil menggaruk kepalanya.

"Ok kalau gitu. Gue balik dulu deh, udah tengah malam nih. Bini nungguin di rumah," ujar Didin pamitan

"Ok siip bro, jangan lupa kita nonton bareng lagi pertandingan timnas Indonesia berikutnya di Piala Asia 2023 melawan Vietnam, Jumat 19 Januari 2024 jam 21.30," seru Ical

"Siap!!!" jawab Didin sambil memacu motornya meninggalkan pos satpam di ujung gang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun