Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mau Negara Kuat? Minum Jamu

21 Januari 2020   06:17 Diperbarui: 21 Januari 2020   06:32 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung Jamu Mentjos di masa awal seperti tampak di brosur warung tersebut. Dok. Waroeng Djamoe "Boekti Mentjos"

Mengingat di Indonesia memiliki tanaman herbal berjumlah cukup banyak, maka jamu yang disajikan pun beragam jenisnya. menyesuaikan dengan tanaman herbal yang tumbuh di daerah. Beberapa tumbuhan dan tanaman herbal yang kerap dijadikan jamu antara lain  kunyit, laos, jahe, bahkan dedaunan seperti butrawali.

Pengolahan jamu pada umumnya dilakukan dengan mengambil sari dari perasan tumbuhan herbal atau dikeringkan dan kemudian ditumbuk. Dalam pembuatan jamu terdapat keunikan tersendiri karena disesuaikan takaran tiap bahan, suhu, lama menumbuk atau merebus, dan lainnya. Jika tidak diperhatikan dengan baik, akan kehilangan khasiat dari bahan-bahannya bahkan bisa membahayakan tubuh.

Bukan rahasia lagi apabila jamu pernah dipandang sebelah mata, khususnya di dunia kedokteran, sebagai ramuan yang tidak layak mengobati penyakit. 

Alasannya, kandungan suatu racikan jamu tidak memiliki komposisi baku dan dpat dipertanggungjawabkan secara medis. Selain itu, pengolahan dan sajiannya tidak higienis.

Berkat pengalaman meracik jamu sejak lama, warung jamu seperti Warung Jamu Mentjos telah mampu menunjukkan kemampuannya menjaga tradisi minum jamu tradisional sebagai upaya pencegahan atau pengobatan terhadap penyakit yang bisa diterima masyarakat. 

Jamu yang dijual di warung ini merupakan ramuan jamu Jawa asli, seperti Galian Singset yang berfungsi merampingkan dan menghilangkan kelebihan lemak di dalam tubuh yang kegemukan, menjaga badan tetap singset dan menurunkan kolestrol.

Merujuk pemahaman budaya sebagai upaya manusia untuk menterjemahkan sekaligus menjawab persoalan dalam suatu masyarakat, maka dari literatur peradaban umat manusia diketahui bahwa kebiasaan meramu jamu sesungguhnya sudah menjadi suatu budaya suatu masyarakat. Jamu menjadi identitas budaya yang unik dan hanya dapat ditemui dalam peradaban suku bangsa tertentu.

Percobaan-percobaan atau penelitian mengenai ramuan yang telah dilakukan manusia sejak lama pada dasarnya merupakan bagian dari pembudayaan untuk mencari solusi suatu penyakit yang terdapat di masyarakat. 

Karena itu tidak mengherankan jika setiap negara memiliki tradisi mengolah ramuan dan minum jamu. Masing-masing memiliki tradisi yang khas, mulai bahan, cara meraciknya, bentuk penyajiannya, dan model penjajaannya.

Dari deretan jamu tradisional di Indonesia, banyak resep-serep yang manjur dalam mengatasi berbagai penyakit yang di derita masyarakat. Setiap penyakit memiliki resep jamu yang berbeda-beda seperti resep untuk mengatasi menurunnya nafsu makan, demam, mencret, kepala pusing, flu, masuk angin dan lain-lain.

Maka lahirlah sederet jenis jamu tradisional seperti kunir asam, jamu pahitan, kudu laos, uyup-uyupan/gepyokan yang dikhususkan bagi ibu menyusui, beras kencur dan masih banyak lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun