Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbakti kepada Negara dari Lorong Kampung

25 Agustus 2019   06:15 Diperbarui: 25 Agustus 2019   13:32 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama ibu2 pegiat lingkungan tingkat RT / foto pribadi

Untuk menunjukkan keseungguhan dalam mengedukasi warga agar tertib berlalu lintas, kami pun memasang rambu-rambu lalu lintas di setiap lorong. Bahkan kami memasang dua lampu lalu lintas yang biasa dijumpai di perempatan jalan, " ujar Kompol Bari.

Seperti halnya Kampung Talas, Kampung Markisa (singkatan dari mari kita sadar) pun dulunya kampung kumuh dan lamgganan banjir. Tapi sejak adanya pembenahan lorong kampung, Kampung Markisa justru terlihat asri dan tidak lagi kebanjiran. 

Lahan kosong yang semula menjadi tempat pembuangan sampah disulap menjadi tempat berkumpul dan perkebunan bersama milik warga. Di lahan ini ditanami berbagai tumbuhan obat-obatan, cabai dan aneka buah lainnya. Hasil panen bisa dijual dan uangnya dimasukkan sebagai kas warga.

Dari keberhasilan kampung-kampung tematik di Kota Tangerang dalam menumbuhkan semangat gotong royong warga, terlihat bahwa tanpa banyak bicara, Bambang dan warga masyarakat telah mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila yaitu nilai persatuan, gotong royong dan kepedulian terhadap sesama di lingkungannya. 

Bukan hanya itu, melalui gotong royong, warga di kampung-kampung tematik bisa menggeliatkan usaha kecil menengah (UKM) yang harapannya adalah munculnya rasa keadilan sosial.

Apresiasi juga layak diberikan kepada Pemerintah Kota Tangerang yang membuat program Kampung Kita untuk mendorong warga membangun kampung tematik. 

Program ini langsung menukik ke lingkungan dan membantu masyarakat untuk menghidupkan lingkungannya serta menciptakan persatuan dan kesatuan.

Kampung-kampung tematik yang awalnya terbilang kumuh dan menjijikan, ketika sudah menjadi kampung tematik menjadi tujuan destinasi wisatawan.

Bahkan seperti yang dikatakan  Camat Karawaci Tihar, Kampung Markisa berhasil mengukir prestasi yaitu menjadi kampung ke-7 nasional dalam nominasi Pesona Indonesia dari Kementerian Pariwisata.

Keberhasilan tersebut kiranya bisa dicontoh dan diduplikasikan ke kampung-kampung lain di berbagai wilayah Indonesia.

Kita tidak harus menghabiskan energi untuk berkonflik terus menerus seolah-olah berada di lorong gelap dan tidak tahu apakah ada cahaya di ujung lorong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun