Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Di Balik Sukses Diplomasi Batik di DK PBB

9 Mei 2019   06:28 Diperbarui: 9 Mei 2019   10:44 1534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permintaan agar pemakaian batik secara bersama-sama dalam pertemuan internasional tidak bisa dilakukan tiba-tiba. Setidaknya diperlukan pengetahuan mengenai penggunaan dress code, kepemilikan batik di antara anggota delegasi yang akan menghadiri pertemuan dan pendekatan personal sebelum akhirnya sepakat untuk berbatik ria pada hari yang sama.

Untuk melakukan hal tersebut, biasanya tedapat lobi-lobi informal terlebih dahulu yang dilakukan oleh para diplomat di sela-sela pertemuan, baik saat menghadiri jamuan ataupun daat bertemu di koridor atau lorong-lorong ruang pertemuan.

Setelah pengkondisian selesai dilakukan, barulah disampaikan pemberitahuan atau ajakan(yang juga informal) ke semua delegasi untuk mengenakan batik.

Setelah mendapat kepastian bahwa semua delegasi sepakat untuk mengenakan batik saat sidang pertama DK PBB yang dipimpin Indonesia pada bulan Mei 2019, tugas selanjutnya adalah mengondisikan media massa agar menyebarluaskan apa yang berlangsung di pertemuan DK PBB khususnya penggunaan batik, misalnya dengan menyiapkan press release yang kemudian disebarluaskan ke seluruh media massa. 

Di sini tampak kepiawaian lain para diplomat Indonesia dalam berjejaring dengan media massa. Hubungan baik yang telah terbina selama ini sangat membantu penyebarluasan dengan cepat.

Tidak mengherankan jika tidak lama setelah sidang DK PBB dimulai, press release soal batik dan foto-foto ibu Menlu Retno beserta para delegasi dari berbagai negara sedang berbatik ria langsung viral di media online dan semua platform media sosial seperti Twitter, Instagram, atau Facebook. 

Warganet pun menyambut gegap gempita keberhasilan para diplomat Indonesia dalam mempromosikan batik dan Indonesia.

Semua keberhasilan di atas tentu saja tidak terlepas dari kepiawaian ibu Menlu Retno mengorkestrasi para diplomatnya di PTRI New York yang dipimpin Duta Besar Dian Triansjah Djani. 

Perpaduan apik antara kemampuan substansi, kepemimpinan dan kepekaan melihat situasi. Memadukan tema kepemimpinan Indonesia di DK PB "Menabur Benih Perdamaian: Meningkatkan Keselamatan dan Kinerja Misi Pemeliharaan Perdamaian (MPP) PBB" dengan kearifan budaya Indonesia, batik.

#inidiplomasi #batik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun