Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ketika Mereka yang Termarjinalkan Bergembira lewat Sepak Bola

18 November 2018   10:39 Diperbarui: 18 November 2018   22:46 1395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama tim.Indonesia di Zocalo, centrumnya MexiCo Citu /photo dok/pri

Di final Piala Carlos Slim Foundation yang akan berlangsun tanggal 18 November 2018 pukul 13.40 waktu Meksiko (lebih lambat 13 jam dibandingkan WIB), Indonesia akan berhadapan dengan Rusia. Jika menang, bukan saja mendapatkan Piala Carlos Slim, tim Indonesia memastikan berada pada urutan ke-9 dunia.

Terlepas dari hasil akhir nanti, keikutsertaan Indonesia dalam HWC dan apa yang sudah diraih sejauh ini pada dasarnya sudah merupakan  keberhasilan tersendiri. Sepeti dikatakan Yana, para pemain sudah memperlihatkan permainan terbaiknya dan perubahan  dalam hidupnya, mulai dari hal-hal yang yang terlihat sederhana.

Contoh, seorang pemain yang berasal dari anak jalanan yang kerap tidak mengenal tata krama, mulai mencium tangan orang tuanya saat pamit pergi berlatih bola.

Mengenai hal ini, saya merasakannya sendiri ketika para pemain menyalami saya, bukan sekedar menyalami tetapi juga membungkuk seperti hendak mencium tangan saya. Selain itu ada pemain yang berhasil kuliah dan mendapat beasiswa bidik misi. 

Bahwa hasil akhir bukan segalanya juga dikatakan Eva yang merupakan satu-satunya pemain perempuan di tim Indonesia. Ia sudah cukup bergembira dapat mengikuti kejuaraan dunia yang hanya bisa diikuti sekali seumur hidup.

Tahun 2013 Eva pernah ikut seleksi dan lulus menjadi salah seorang pemain yang akan mengikuti HWC di Polandia. Tapi batal berangkat karena jumlah anggota tim perempuan kurang. Karena itu ia sangat.senang bisa menjadi anggota tim Indonesia kali ini meski bukan di tim khusus perempuan.

Bukan hanya itu, bagi Eva, sepak bola adalah upaya untuk menjadi orang yang lebih baik untuk diri dan keluarganya. Bermain bola adalah untuk menjaga kesehatannya, terlebih sepak bola adalah permainan yang membutuhkan fisik dan pikiran yang cepat dalam bertindak. Dan yang tidak kalah penting "menjadi wanita bukanlah halangan (untuk bermain bola)."

Terkait alasan dipilihnya sepak bola jalanan untuk membina mereka yang termarjinalkan, Homeless Foundation yang menyelenggarakan kegiatan tampaknya melihat bahwa sepakbola adalah olah raga populer dan mudah dimainkan di tempat yang tidak terlalu luas, bahkan di jalanan. 

Aturan bermainnya pun bisa dibuat sederhana yaitu hanya dimainkan oleh empat pemain saja setiap timnya dan waktu bermain singkat, hanya 2 x 7 menit dan jeda 1 menit, dan bisa dimainkan pria dan wanita dalam satu tim.

Yang tidak kalah penting, guna memberikan kesempatan bagi sebanyak mungkin tuna wisma dan mantan pecandu narkoba untuk terlibat dalam HWC, maka setiap pemain hanya boleh ikut sekali seumur hidup. Kecuali si pemain tersebut berganti profesi sebagai pelatih atau manajer tim.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun