Di Arbat, wisatawan dapat melihat gedung-gedung tua peninggalan jaman Kekaisaran Rusia dan pemerintahan Uni Soviet yang berdiri megah. Salah satunya adalah gedung Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia. Sama seperti Moscow State University, Gedung Kemlu Rusia yang megah ini juga merupakan salah satu dari seven sisters. Disini ingatan saya sepertinya dibawa ke gedung-gedung pencakar langit rekaan yang ada di Gotham City dalam film-film Batman. Lucunya saya juga membayangkan Batman duduk di salah satu puncak menara gedung tersebut.
[caption id="attachment_185323" align="alignright" width="272" caption="Wanita Rusia yang modis"][/caption]
Seperti layaknya di Paris atau Brussel, di Arbat kita juga mudah menjumpai warga kota Moskow berpakaian modis. Kaum wanitanya pun tidak sedikit yang berpenampilan sexy dengan pakaian dan rok mini. Melihat tampilan wanita Rusia tersebut saya jadi teringat film James Bond yang dibintangi Sean Connery “From Russia With Love”. Dalam film tersebut agen rahasia wanita Rusia yang dibintangi Daniela Bianchi memang berpenampilan sexy dan menarik dengan sorot mata yang tajam.
Di antara para warga Moskow dan wisatawan yang meramaikan Arbat, terdapat pula para pengamen yang menunjukkan kebolehannya sambil mengharapkan Rubel dari orang-orang yang melihat penampilannya. Para pengamen tersebut ada yang bernyanyi, menari hip hop dan break dance, memainkan biola atau berpantomim.
[caption id="attachment_185317" align="alignleft" width="300" caption="Restoran cepat saji McDonald di Arbat"][/caption]
Lelah berjalan-jalan, kita bisa mampir sejenak di café atau restoran yang ada disepanjang kawasan ini. Jika di masa perang dingin sepertinya mustahil menjumpai café dan restoran Barat seperti Pizza HUT, McDonald, Hard Rock Face atau Starbuck Coffee, maka kini semuanya ada di kawasan ini. Produk-produk Barat bukan lagi barang haram disini dan Moskow pun tidak berbeda dengan kota metropolis lainnya di dunia.
“I follow the Moskva, Down to Gorky Park, Listening to the wind of change …” begitu lirik lagu “Wind of Change” dari group band Scorpion ketika menggambarkan angin perubahan d Moskow yang berimbas ke seluruh dunia, salah satunya adalah runtuhnya tembok Berlin.
Di Rusia, angin perubahan memang telah merubah kota Moskow. Selain penampakan produk barat di café dan restoran serta tempat lainnya, perubahan juga tampak di jalan raya dimana kendaraan beragam merk hilir mudik termasuk limousine yang saya jumpai saat berfoto di depan Moscow State University. Kaum mudanya pun terlihat lebih menyukai musik-musik pop Barat seperti yang terlihat antara lain dari lagu-lagu yang dinyanyikan para pengamen atau ditampilkannya tarian patah-patah (break dance) atau hip hop untuk mengamen.
Angin perubahan memang tidak dapat terelakkan. Dan Moskow pun telah mendengarkan angin perubahan tersebut. Kebijakan Glasnost dan Perestroika yang digulirkan Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev pada pertengahan tahun 1980-an merupakan salah satu upaya pembaruan yang memberikan momentum bagi liberalisasi politik dan ekonomi Rusia. Dan kini Rusia sebagai penerus kejayaan Uni Soviet tengah membuktikan kemampuannya untuk melakukan pembaruan dan penyesuaian yang dibutuhkan. Perlahan namun pasti Rusia akan muncul sebagai salah satu kekuatan dunia.
Akhirnya waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 22.30 waktu setempat dan matahari baru saja beranjak ke peraduan, saatnya bagi kami untuk beristirahat dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan kegiatan keesokan harinya. Meski sejenak, senang rasanya bisa melihat salah satu sisi kota Moskow.
Tulisan terkait: