[caption id="attachment_345062" align="alignnone" width="700" caption="Patung Manusia Peking di Situs Zhoukoudian (foto:dokpri)"][/caption]
Memanfaatkan waktu libur di awal tahun baru 2015, kami sekeluarga mengunjungi obyek dan kawasan wisata yang memperkenalkan kehidupan manusia purba di Tiongkok pada sekitar 600 ribu tahun lalu. Adapun tempat yang kami kunjungi adalah Museum Manusia Peking dan Situs Zhoukoudian yang terletak di gunung Longgu, desa Zhoukoudian, distrik Fangshan, sekitar 50 km barat daya Beijing. Desa ini cukup terkenal di dunia, khusus oleh para paleo antropolog, sejak ditemukannya fosil manusia Peking dan hewan serta benda-benda primitif lainnya, sebagai tempat untuk meneliti asal usul manusia dan menguak rahasia kehidupan manusia purba.
Setelah menempuh perjalanan selama sekitar 1,5 jam, cukup lambat karena ada kemacetan di beberapa ruas jalan, kami pun tiba di Zhoukoudian. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Museum Manusia Peking yang berdiri megah di pinggir jalan raya yang membelah desa Fangshan. Museum Manusia Peking ini dibangun pertama kali pada tahun 1953 dengan nama Museum Manusia Kera. Setelah dilakukan renovasi pada tahun 1994, museum yang berjarak sekitar 2 km dari tempat ditemukannya fosil-fosil tulang manusia purba tersebut kemudian diberi nama baru “Museum Situs Zhoukoudian” guna merujuk tempat ditemukannya fosil-fosil tengkorak manusia purba yang diperkirakan hidup ratusan ribu tahun lalu di kawasan gunung Longgu Zhoukoudian.
Setelah membayar tiket masuk sebesar 30 yuan, kami memasuki bangunan seluas sekitar 1.000 meter persegi dan bergaya arsitektur modern. Pada museum ini ditampilkan sejumlah benda-benda temuan dari situs di Gunung Longgu seperti tempurung kepala manusia Peking yang diperkirakan hidup sekitar 600 ribu tahun lalu, manusia Xindong yang hidup sekitar 100 ribu tahun lalu dan manusia gua yang hidup sekitar 18 ribu tahun lalu.
[caption id="attachment_345063" align="alignnone" width="700" caption="Ilustrasi penggunaan api pada jaman manusia purba (foto:dokpri)"]
Selain benda-benda temuan, ditampilkan pula replika dan patung-patung manusia dan hewan purba untuk menggambarkan kehidupan ratusan ribu tahun lalu di kawasan Zhoukoudian, khususnya di sekitar Gunung Longgu. Diperlihatkan bagaimana manusia purba menggunakan api dan alat-alat produksi primitif dari batu, berburu dan mengolah hewan buruan untuk santapan sehari. Diperlihatkan pula bagaimana manusia purba, khususnya wanita, belajar membuat pakaian dengan alat yang sangat sederhana.
Di bagian akhir ruang pamer, terdapat epilog menarik yang di salah satu dinding yang berbunyi “Dari mana manusia berasal? Kapan peradaban manusia dimulai? Dimana nenek moyang bangsa Tiongkok hidup?. Penggalian situs Zhoukoudian merupakan salah satu langkah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam itu”.
Dari museum situs Zhoukoudian, kami kemudian meluncur ke museum alam situs Zhoukoudian di gunung Longgu yang berjarak sekitar 2 km dari museum situs Zhoukoudian. Untuk dapat memasuki museum alam ini pengunjung kembali dikenakan tiket masuk sebesar 30 yuan per orang.
Dari museum alam gunung Longgu, dari puncaknya pengunjung dapat memandang kawasan pegunungan di sekitarnya yang cantik. Museum alam Gunung Longgu ini merupakan tempat pertama kali ditemukannya sejumlah tulang belulang manusia dan hewan serta benda-benda purbakala lainnya. Penamaan Gunung Longgu (yang berarti Gunung Tulang Naga) diberikan oleh warga Zhoukoudian karena sering ditemukannya tulang-tulang yang dianggap sebagai tulang naga, yang kemudian diambil dan dijual untuk dijadikan obat tradisional Tiongkok.
[caption id="attachment_345064" align="alignnone" width="700" caption="Salah satu gua tempat ditemukannya fosil manusia purba di situs Zhoukodian (foto:dokpri)"]
Di gunung Longgu terdapat gua-gua yang tetap dipelihara keasliannya seperti “Gua Bagian Atas”, Gua “Manusia Gua Baru”, “Gua Burung” dan “Gua Manusia Kera”. Gua-gua tersebut adalah tempat tinggal Manusia Peking sekitar 600 ribu tahun lalu, manusia Xindong yang hidup sekitar 100 ribu tahun lalu dan manusia gua yang hidup sekitar 18 ribu tahun lalu. Melongok gua-gua tersebut kita akan terbawa ke masa ratusan ribu tahun yang lalu dan membayangkan bagaimana manusia membuat dan menggunakan api serta membuat dan memilih alat batu untuk dapat dijadikan senjata atau alat produksi primitif.