Akhirnya, di tengah pro dan kontra penyensoran bagian belahan dada para pemeran perempuannya, satu hal yang dapat disimpulkan adalah bagaimanapun majunya perekonomian dan semakin terbukanya kehidupan sosial budaya masyarakat Tiongkok, bukan berarti masalah adat tutup menutup area pribadi menjadi lebih longgar. Pemerintah Tiongkok masih sangat kuat menjaga tradisi dan tidak mengijinkan hal-hal yang berpotensi mengganggu stabilitas politik dan keamanan diumbar di publik, termasuk gambar-gambar yang dinilai cabul dalam setiap program televisi dan radio atau di berbagai media lainnya.
Selanjutnya bagi Anda yang berkesempatan menyaksikan film seri the Empress of China ini (bisa disaksikan via youku.com), sebaiknya nikmati saja akting Fan Bingbing sebagai Kaisar Wu Zetian dalam serial sepanjang 80 episode. Bahwa Fan Binbing dianggap terlalu cantik untuk memerangkan tokoh Kaisar Wu Zetian, anggaplah sebagai bonus dan pemanis film seri tersebut.
Pelajari pula sejarah kaisar-kaisar yang ada di Tiongkok. Bagaimanapun, film seri dengan pendekatan sejarah ini jauh lebih baik dibandingkan film-film seri atau sinetron yang hanya mengumbar konflik dan kekerasan rumah tangga. Bahwa penonton tidak dapat lagi melihat belahan dada dari para pemeran perempuannya, anggap saja Anda belum beruntung dan tidak sedang mendapatkan bonus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H