Lega rasanya ketika sudah berada di Pos 1 Pending. Irama jantung pun kembali berdetak normal. Pos 1 ini berada pada ketinggian 1.922 MDPL, juga merupakan pos pangkalan ojek. Di siang dan sore hari banyak ojek yang mangkal di sini menunggu para pendaki turun.Â
Sebagian dari kami duduk-duduk di dalam shelter sambil menunggu teman yang lain sampai ke pos 1, karena pada dini hari ini hanya tersedia 3 ojek.
Pos 1 Pending - Pos 2 Pereng Putih
Pendakian kami dimulai pada pukul 01:30, namun sebelumnya kami berdoa menurut agama dan kepercayaan kami masing-masing untuk keselamatan bersama.
Headlamp (senter kepala) wajib dibawa ketika mendaki di malam hari, jangan sampai lupa. Namun, ada sebagian dari kami yang merasa lebih nyaman memegang senter ditangan. Saya sendiri lebih menyukai headlamp sehingga tangan saya lebih leluasa untuk memotret dan merekam video pendek.
Trek menuju ke Pos 2 berupa jalan tanah yang masih agak basah, masih relatif landai. Ada tanjakan tapi masih wajar. Disini kami menyeberangi sungai kecil, meniti di jembatan kayu. Di trek ini terlihat ada pipa saluran air.
Pukul 02:18 rombongan terakhir sampai di Pos 2 Pereng Putih. Seperti di Pos 1, disini juga ada sumber air yang bisa langsung diminum dan sebuah shelter. Di shelter ada beberapa pendaki lain yang sedang beristirahat.Â
Pos 2 berada pada elevasi 2.200 mdpl . Dari atas sini, cahaya lampu dari Kota Salatiga terlihat sangat indah.
Pos 2 Pereng Putih - Pos 3 Gumuk MenthulÂ
Dulunya para pendaki melewati bawah Pereng Putih untuk menuju ke Pos 3. Namun ketika terjadi longsor, jalur dipindahkan naik di punggungan Pereng Putih. Pembuatan jalur baru, dilakukan pada tahun 2018 (sumber: The Slacker Hiker TV).
Di Pos 2, Om Jack mempersilahkan Om Harahap, beserta anak dan kemenakannya (Ihsan dan Farhan) untuk jalan duluan, menunggu kami di Pos Pemancar.Â