Ketika menoleh ke belakang, kerlap kerlip cahaya lampu di kejauhan terlihat sangat indah. Menandakan keberadaan kami saat ini ada pada elevasi yang cukup tinggi.
Disepanjang pendakian, sorot lampu dari headlamp yang terpasang di kening, sesekali saya arahkan ke tanaman kentang yang tumbuh subur di kebun warga.
Mendaki gunung bisa untuk mengetes seberapa kuat stamina kita. Jika merasa kurang, bisa ditingkatkan intensitas latihan olahraganya.
Yoga menggabungkan serangkaian gerakan tubuh (asana), olah nafas dan relaksasi, kalau dilakukan secara rutin akan meningkatkan kelenturan dan kekuatan otot-otot tubuh. Sebagai praktisi yoga yang rajin berlatih di sanggar, Mbak Ayu mencoba menguji kekuatan otot-otot kakinya dengan mendaki Gunung Prau tanpa menggunakan trekking pole (tongkat).
Pukul 02:00 kami sampai di Pintu Langit.Â
Pintu Langit - Pos 1
Trek dari Pintu Langit menuju ke Pos 1 masih landai. Kalaupun ada tanjakan tak bikin nafas ngos-ngosan. Pukul 02:10 kami sampai di Pos 1.Â
Pos 1 - Pos 2
Uji stamina dimulai dari Pos 1 menuju ke Pos 2. Trek cenderung menanjak. Saya yang awalnya kedinginan pun terpaksa melepas jaket. Keringat mulai keluar dari pori-pori kulit. Setelah melepas jaket, mendaki terasa lebih nyaman. Pukul 03:00, rombongan terakhir sampai di Pos 2.
Pos 2 - Pos 3
Mendaki gunung pada dini hari pada kondisi gelap, perlu ektra hati-hati. Karena terkadang kita tak melihat ada akar pohon yang menonjol.Â