Saya beruntung melihat seekor lutung diatas pohon di pintu rimba berbatasan dengan camping ground. Nampaknya ia sudah terbiasa dengan kehadiran manusia.Â
Lutung adalah hewan berbulu hitam yang dilindungi yang menyukai daun muda, kuncup bunga, dan buah-buahan. Hewan herbivora ini memiliki empat bilik pada lambungnya, sehingga bisa mencerna bahan makanan yang cenderung keras. Hewan ini bisa hidup sampai 20 tahun (id.m.wikipedia.org).
Di Pos 1 Bedengan, saya juga melihat seekor Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) sedang terbang mengikuti arah angin. Hewan ini merupakan hewan endemik di kawasan Gunung Ungaran.Â
Tak lama berjalan, saya menjumpai mata air. Di area ini terdapat banyak bebatuan, besar maupun kecil. Air dari gunung terlihat bersih dan jernih. Suara air semakin menambah damai suasana hutan Gunung Ungaran.
Dari sumber mata air, saya mengikuti trek ke kanan. Lereng tebing sebelah kiri terlihat bekas longsor. Untunglah jalur pendakiannnya sudah dirapikan sehingga bisa dilalui dengan nyaman.
Dari sini trek tanah padat bercampur batu dan menanjak. Di sebelah kanan jalan setapak banyak ditumbuhi pohon kopi.
Setelah berjalan sejauh 2 km, akhirnya saya sampai di Pos 2 Kinatar. Di bawah Pos 2 persis, ada jalur percabangan ke arah kanan menuju ke Candi Promasan.Â
Namun sayangnya tanda petunjuk jalannya hilang entah kemana, padahal bulan kemarin ketika tektok ke puncak Banteng Raiders, petunjuk arah ke Promasan masih ada.
Trek ke Candi Promasan dari Pos 2 berupa tanah datar terawat. Pepohonan kopi di lereng sebelah kanan warna hijau daunnya terlihat indah. Ini adalah varietas tanaman kopi jenis arabika.
Tanaman kopi arabika tumbuh dan berproduksi dengan baik di daerah dengan elevasi diatas 1.000 mdpl. Kopi jenis ini memiliki karakteristik dan citarasa yang khas (distanbun.jatengprov.go.id).