Mohon tunggu...
Aris Armunanto
Aris Armunanto Mohon Tunggu... Lainnya - Penghobi jalan pagi.

Hati yang gembira adalah obat yang manjur,...(Amsal 17:22).

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Olahraga Sambil Jelajah Alam di Curug Lawe Benowo, Ungaran

1 Desember 2023   22:48 Diperbarui: 2 Desember 2023   13:45 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi pecel plus telur mata sapi dsn segelas kopi  | Dokumentasi pribadi

Saya melewati "Jembatan Romantis," sepanjang sekitar 25-an meter, berada di atas saluran irigasi yang dicor semen. Namanya sesuai dengan suasananya. Saya berhenti sejenak, menatap ke bawah jurang yang dalam. Saya merasa tenang karena jembatan itu cukup kokoh dan ada pegangan besinya berwarna merah. Alasnya sepertinya jenis kayu Kalimantan, kekuatannya pun jadi terjamin.

Jika beruntung, kamu bisa melihat Lutung Jawa di area hutan ini. Saya pernah melihatnya ketika melakukan solo hiking ke Puncak Botak Gunung Ungaran.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Jembatan Romantis (dokpri)
Jembatan Romantis (dokpri)

Wisata curug ini, ternyata diminati juga oleh wisatawan asing. Saya bertemu dengan lima orang (satu perempuan) warganegara Kenya. Saya pun menyapanya. Mereka sedang berlibur, jawab salah seorang. 

Namun sayangnya saya tak bisa ngobrol panjang lebar dengan orang Kenya tersebut. Trek semakin lama menyempit. Ketika berjalan wajib konsentrasi. Di samping kiri jurang. Lengah bisa berakibat pensiun dini dari Kompasiana, pikirku. Ada sih pagar pengaman, namun hanya sebagian, tidak semuanya. Saya berjalan terus meninggalkan mereka.

Petualangan sesunguhnya terasa ketika saya menuruni jalur peralihan lantaran sisi tebing di jalur utama longsor. Sehingga trek pun diarahkan turun memutar. Namun menurut saya ini justru lebih mengasyikkan.

Ban-ban bekas mobil ditanam sebagai alas trek yang dilewati. Ban-ban karet tersebut bisa sebagai penahan erosi. Atasnya dibiarkan terlihat tak tertutup tanah. Ketika kaki saya melangkah di atasnya, seperti anak tangga empuk dan tidak licin. 

Di bawah ada jembatan besi beralas seng tebal. Suara gemericik air membuat damai di hati. Di sini saya bertemu dengan beberapa wisatawan lokal.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Melalui trekking yang naik turun, badan pun menjadi hangat, sehingga sistem tubuh meresponnya dengan mengeluarkan keringat dari pori-pori kulit. Berjalan di tempat seperti ini tentunya menyehatkan jantung dan memperkuat otot-otot kaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun