Di dalam area kebun kopi ada percabangan jalan setapak, saya belok ke kanan ke arah kawah mati. Sebelumnya ada jalan setapak kekiri yang juga menuju ke candi yang tidak utuh.Â
Setelah sempat salah jalan, akhirnya saya menemukan lokasi pertama. Hanya bagian candi yang tidak utuh. Di lokasi yang sama ada batu besar yang didekatnya juga ada tumpukan batu-batu candi.
Saya lalu melanjutkan pencarian lagi ke arah kawah mati. Dari kejauhan sudah tercium bau belerang (sulfur)Â yang tertiup angin. Kawah mati berwarna kuning muda namun tak mengeluarkan asap. Belerang adalah mineral alami dengan bau menyengat yang khas.Â
Perut saya mulai terasa agak mual. Segera saya memakai buff masker, tutup hidung dan leher yang biasa dipakai untuk mendaki gunung. Bau belerang dari kawah mati ini jauh lebih kuat dibandingkan dengan lokasi kolam air panas yang didekatnya keluar asap belerang.
Di bagian atas dekat kawah mati ada reruntuhan batuan candi yang sudah disusun namun tidak lengkap.Â
Saya tak berlama-lama disini untuk menghindari efek negatif bau belerang walaupun sudah memakai penutup hidung. Dan sejauh saya berjalan vegetasinya campuran, termasuk pohon pinus dan kopi yang terlihat cukup banyak.
Yang terakhir diduga merupakan Candi Gedong 9. Lokasinya sudah saya jelaskan sebelumnya. Yang saya temukan juga sama, yaitu batuan candi yang tak lengkap atau tepatnya masih kurang banyak.Â
Disusun agar menyerupai sebuah bangunan candi. Batuan yang lain mungkin masih belum ditemukan atau sudah raib entah kemana.