Loket berada di bagian depan terpisah, di kacanya ada tulisan besar berwarna merah:
Tiket Masuk
Biasa Rp. 5.000
Libur Rp. 7.500
Hari dan jam bukanya tidak tertulis. Saya pun menanyakannya pada petugas loket. Dia menjawab Monumen Palagan Ambarawa buka setiap hari mulai pukul 08:00 - 17:00.
Terakhir kali saya mengunjungi monumen ini di tahun 2017. Tak terasa sudah enam tahun yang lalu. Sudah banyak yang berubah. Perubahan yang jauh lebih baik terasa ketika kaki menyusuri area Monumen Palagan Ambarawa. Ada air mancur, shelter berlantai keramik dengan bangku dan meja kayu untuk duduk-duduk pengunjung terlihat artistik. Serta ada juga kantin di area ujung monumen. Playground untuk anak-anak ada sedikit tambahan dan kereta api dan truck kuno yang dipajang pun sudah dicat ulang jadi terlihat bersih.
Menurut cacatan "asosiasimuseumindonesia.org", Museum Isdiman dan Monumen Palagan Ambarawa diresmikan pada tanggal 15 Desember 1974 oleh Presiden kedua Indonesia, Jenderal TNI Soeharto. Monumen ini didirikan untuk mengenang pertempuran antara pasukan  Tentara Keamanan Rakyat (TKR) melawan Sekutu.
Pertempuran dipimpin langsung oleh Kolonel Sudirman pada 2o November 1945 sampai dengan 15 Desember 1945 dengan menggunakan siasat perang "Supit Urang." Akhirnya tentara sekutu bisa dipukul mundur keluar dari Ambarawa. Namun Letkol Isdiman gugur dalam peristiwa tersebut.