Mohon tunggu...
Aris Armunanto
Aris Armunanto Mohon Tunggu... Lainnya - Penghobi jalan pagi.

Hati yang gembira adalah obat yang manjur,...(Amsal 17:22).

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ini Manfaat Solo Hiking Gunung Andong via Pendem

2 Agustus 2023   04:18 Diperbarui: 6 Agustus 2023   16:03 1691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(DokPri)
(DokPri)

(DokPri)
(DokPri)

Dalam perjalanan turun menuju ke Basecamp Pendem. Saya bertemu dengan beberapa warga lokal. Para Bapak dan ibu "sepuh" yang usianya terlihat sudah 60-an  tahun mungkin lebih. Mereka sedang mencari rumput buat pakan lembu. Di sela-sela pepohonan pinus banyak ditumbuhi rumput.

Saya pun menyapa mereka dan bertanya tentang "pohon Andong" yang menurut informasi banyak tumbuh di gunung ini. Ada satu versi yang mengatakan bahwa nama Gunung Andong diambil dari nama tumbuhan tersebut. 

Dengan sukacita seorang bapak "sepuh" yang masih terlihat sangat sehat dan cekatan menunjukkan tanaman tersebut pada saya. Warna daunnya coklat kemerahan. Letaknya cukup jauh jadi saya zoom dengan camera di Hp baru kemudian di foto. Semoga hasilnya bisa jelas.  Beliau sempat menyarankan saya untuk mengambil sebagian untuk ditanam di rumah. Tentu saja saya menolaknya karena pendaki tak boleh mengambil tanaman jenis apapun. Ini untuk menjaga kelestarian hutan di Gunung Andong. 

Bapak tersebut juga mengatakan bahwa "Tanaman Andong" kalau sudah besar buat makan lembu. Ternyata tiap warga lokal memperlakukan 'Tanaman Andong" secara berbeda. Bahkan bapak itu sempat mengernyitkan dahinya ketika saya katakan tanaman tersebut daunnya untuk pembungkus tempe. Ketika seminggu sebelumnya saya mendaki ke Gunung Andong dengan istri saya. Seorang warga lokal di dekat kebun cabai mengatakan daun "Andong" buat membungkus tempe.

Tanaman Andong daunnya berwarna coklat kemerahan (DokPri)
Tanaman Andong daunnya berwarna coklat kemerahan (DokPri)

Setelah mengucapkan terima kasih pada mereka, saya pun melanjutkan perjalanan turun. Sambil berjalan sayapun mengambil kesimpulan; Jalur pendakian Gunung Andong via Pendem cocok bagi anda yang ingin menyatu dengan alam tanpa terganggu dengan kehadiran orang banyak. 

Sedangkan solo hiking via Pendem lewat Jalur Utara bisa untuk menguji seberapa kemampuan fisik kita. Dan bagian tubuh mana yang perlu dikuatkan. Saya merasakan menjelang Puncak Alap-Alap nafas saya cukup tersenggal-senggal sehingga sering berhenti untuk mengatur nafas. Dan otot betis pun masih perlu dikuatkan agar pada pendakian berikutnya bisa lebih kuat.

NOTE: Saya start dari Basecamp Pendem pukul 06:05 WIB dan melaporkan kepulangan saya di Basecamp tersebut pukul 09:06 WIB. Jadi saya butuh waktu 3 jam tuk mengekplor jalur pendakian Gunung Andong via Dusun Pendem lewat "Jalur Utara."

Semoga catatan ringan ini bermanfaat bagi anda yang ingin mendaki Gunung Andong via Dusun Pendem "Jalur Utara."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun