Mohon tunggu...
Aris Armunanto
Aris Armunanto Mohon Tunggu... Lainnya - Penghobi jalan pagi.

Hati yang gembira adalah obat yang manjur,...(Amsal 17:22).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Christmas Parade 2018 di Kota Paling Toleran Kedua di Indonesia

22 Desember 2018   22:47 Diperbarui: 22 April 2023   13:49 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu hal yang menarik yaitu ditampilkannya marching band tradisional asli Salatiga yaitu Drum Bleg. Terbuat dari barang-barang bekas yang berupa ember, jirigen dipadu dengan instrumen bambu yang menghasilkan harmonisasi suara yang unik juga nyaman didengar.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Ada juga kontestan yang mendorong patung sapi perah. Perlu anda ketahui, Salatiga juga merupakan penghasil susu sapi, dan peternak-peternak sapi perah skala tradisional masih banyak dijumpai di daerah pedesaan. Mereka memelihara sapi perah untuk menambah kebutuhan hidup sehari-hari. Hasil susunya dijual langsung ke konsumen atau melalui koperasi.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Selain itu ada peserta karnaval yang membagi-bagikan hadiah Natal berupa jajanan kecil, permen dan lainnya kepada para penonton. Secara umum para penonton terlihat berantusias dan terhibur dengan adanya parade ini. Aku sendiri juga ikut kebagian sebuah tempat pensil cantik berwarna biru langit dengan gambar Sinterklas dan boneka salju.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Di tengah-tengah suasana meriahnya Christmas Parade ini, terlihat seorang lelaki dengan perkiraan usia diatas 50 tahun. Dia berjalan sambil menenteng sebuah tas plastis hitam besar di tangan kirinya seperti biasa dipakai untuk tong sampah. Dia nampak sibuk memunguti sampah kecil yang berupa bungkus permen atau sejenisnya yang terlihat di depannya. Sungguh suatu teladan yang baik dan patut ditiru.

Kemeriahan parade menyambut Natal semakin lengkap dengan para Sinterklas yang ikut menyemarakkan kirab budaya tersebut. Saat itu aku melihatnya ada dua. Salah satu dari Sinterklas itu berseru serta melambaikan tangannya kearahku. Hampir aku tak mengenalinya. Ternyata beliau adalah bapak Prasetyawan Koesworo, pendeta kami di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Salatiga Selatan. Beliau selalu setia mendampingi jemaatnya dalam acara Salatiga Christmas Parade 2018. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun