Mohon tunggu...
Aris Armunanto
Aris Armunanto Mohon Tunggu... Lainnya - Penghobi jalan pagi.

Hati yang gembira adalah obat yang manjur,...(Amsal 17:22).

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Memori Indah di Kampung Nelayan, Sebelum Gempa Mengguncang Lombok

30 Agustus 2018   08:53 Diperbarui: 22 April 2023   09:54 1935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak lama duduk menunggu di dekat traffic lights di depan post polisi, seorang petugas polisi yang ramah mempersilahkan saya untuk menunggu di dalam namun saya tolak karena sebentar mau dijemput.

Dengan menaiki sepeda motor sambil tersenyum, Fajar datang dengan sepeda motor menghampiri saya. Lokasi saya menunggu ternyata sangat dekat dengan tempat tingggalnya yang terletak di Kampung Nelayan Pondok Prasi, Kelurahan Bintaro, Ampenan, Mataram NTB.

Nama Kampung Nelayan tertempel jelas di gapura masuk kampung tersebut. Fajar menikah dengan seorang wanita Sasak yang baik hati bernama Minah. Mereka dikaruniani seorang anak gadis manis yang bernama Intan. Tidak jauh dari gapura tersebut ada Bong (Pemakaman Tionghoa) atau warga setempat biasa menyebutnya dengan nama "Kuburan Cina". 

Tempatnya nampak serem jika saya membayangkan kalau melewatinya di malam. Ternyata di waktu gempa bumi mengguncang pulau ini yang pusat gempanya berasal dari Lombok Utara dan Lombok Timur, di malam hari warga sekitar mengkonversikan makam ini menjadi sebuah "penginapan" yang luas beratapkan terpal. 

Tak terasa akhirnya sampailah saya di rumah Fajar, yang hanya beberapa meter masuk ke gang. 

Halaman rumahnya berupa pasir, tak terlihat sedikitpun ada tanah semakin menegaskan bahwa tempat ini sangat dekat dengan pantai. Saya hanya bisa membayangkan betapa hari-hari liburan saya di Lombok akan terasa semakin indah.

dok.pribadi
dok.pribadi
Simbol Toleransi

Suasana di Kampung Nelayan Pondok Prasi sungguh mencerminkan suatu bentuk toleransi yang kuat diantara warganya yang heterogen. ini nampak terlihat tidak hanya dengan adanya Bong ditengah mayoritas penduduk yang beragama Islam, namun juga dengan adanya Pura Segara yang berada di bibir pantai. Dan umat Hindu yang tinggal di sini maupun yang datang dari tempat lainpun merasa nyaman dalam menjalankan ibadahnya.

Ternyata Lumba-lumba Bukan Sahabat Nelayan

Pada sabtu malamnya, Udin adik Minah yang berprofesi sebagai seorang nelayan datang ke rumah bersama anak istrinya. Tentu saja kesempatan ini tidak saya sia-siakan untuk mengobrol mengenai kehidupan nelayan. Dia dibesarkan dari keluarga nelayan, sehingga kehidupan sehari-harinya sangat akrab dengan laut. 

Ia sangat piawai menjalankan perahu mesin ditengah terpaan ombak dan tegar dalam menghadapi dinginnya angin laut di malam hari. Itu terlihat jelas diwajahnya ketika menceriterakan suka dukanya sebagai nelayan kepada saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun