Berdakwah Melalui Tradisi
Dalam cara berdakwanya Hasan Musthafa menggunakan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat Sunda saat itu, misalnya seperti pantun-pantun dan puisi-puisi. Lewat puisi-puisi itulah kemudian ajaran-ajaran Islam disebarkan kepada masyarakat.Â
Selain itu Ia juga dikenal dengan ulama yang "mahiwal" atau kontroversial karena dengan pemikiran-pemikirannya yang nyentrik, misalnya dengan pemahamannya mengenai ajaran wihdatul wujud dan karya-karyanya mengenai ajaran penyatuannya manusia dengan Tuhannya (manunggaling kawula Gusti) dikenal juga sebagai ulama tasawuf.
Dengan ketinggian ilmu yang dipelajarinya sewaktu di Makkah kemudian Hasan Musthafa mampu mentranformasikan ajaran agama kedalam puisi dan tembang-tembang Sunda sehingga dengan cara itulah ajaran Islam dengan mudah diterima oleh masyarakat.Â
Berbicara mengenai ajaran Islam dengan menggunakan simbol dan metafora orang Sunda itu menjadi sebuah kecenderungannya untuk tetap dijalankan dan diusahakan supaya dengan mudah memberikan pemahaman kepada masyarakat Sunda.
Namun sangat disayangkan dalam perjalanan dakwahnya, Hasan Musthafa sering dianggap sebagai ulama yang kontroversi karena berbeda dengan ulama-ulama pada umumnya mengenai pemahaman tentang Islam, terlebih lagi ketika Ia diketahui dekat dengan Snouck dan menjadi pembantu dipemerintahan Hindia Belanda.Â
Selain itu pada waktu itu banyak masyarakat yang mulai mengenal budaya-budaya luar sehingga banyak masyarakat Sunda sendiri berubah secara kebudayaan. Ikatan masyarakat Sunda dengan tembang-tembang, wayang dan lambang-lambang tradisonal Sunda kian semakin longgar dan mulai ditinggalkan.Â
Disamping itu dalam masyarakat Sunda pada masa Ia hidup mulai intensifnya pemahaman-pemahaman Islam secara salafi. Kian marakanya gerakan-gerakan pembaharuan dalam Islam di Indonesia.Â
Seperti misalnya yang dilakukan oleh organisasi Sarikat Islam, Muhammadiyah, Persis dan lain-lain. Dengan demikian pemikiran-pemikiran Hasan Musthafa banyak yang ditentang dengan dalih bahwa ajaran Islam tetap harus murni dan jangan dicampur adukan dengan budaya, dengan kata lain bahwa ajaran Islam secara perlambang seperti yang dikembangkan oleh K.H. Hasan Musthafa secara tidak langsung ditolak.
Pada akhirnya kenyataan-kenyataan di atas yang dihadapi oleh K.H. Hasan Musthafa menyebabkan karya-karya yang berhasil Ia tulis dianggap sebagai ajaran-ajaran sesat dan tidak boleh dipelajari. Ketidak sukaan terhadap pemikiran K.H. Hasan Musthafa nampak juga dari surat Sayyid Utsman bin abdullah bin Aqil bin Yahya Alawi, Adviseur Honorair urusan Arab, Pemerintah Kolonial Belanda (1899-1914).Â
Kecuriaan terhadap pemikiran Hasan Musthafa diperkuat juga oleh kedekatan Hasan Musthafa dengan utusan Belanda Snouck Hurgronje. tetapi kedekatan antara K.H, Hasan Musthafa dengan Snouck Hurgronje harus bisa dibuktikan salah satunya dengan meneliti surat-surat Snouck untuk Hasan Musthafa yang masih tersimpan di Leiden.