Mohon tunggu...
Arisandi
Arisandi Mohon Tunggu... Guru - Media Intelektual

Membacalah karena membaca merupakan perintah Tuhan Menulislah karena menulis bagian dari refleksi diri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

K.H. Hasan Musthafa: Orang Menyebutnya Ulama "Mahiwal"

21 Februari 2022   20:52 Diperbarui: 21 Februari 2022   21:09 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
K.H. Hasan Musthafa merupakan ulama yang sangat berpengaruh terhadap peradaban Islam di Tatar sunda. (Koleksi Pribadi)

Sekilas Biografi K.H. Hasan Musthafa

Di tatar Sunda khususnya di daerah Garut ada seorang ulama yang berpengaruh terhadap kemajuan peradaban Islam di Indonesia. Ulama itu bernama K.H. Hasan Musthafa. 

Raden entjon atau yang dikenal dengan nama Hasan Musthafa lahir di Garut Jawa Barat pada 3 Juni 1852 dan wafat pada 13 Januari 1930, ayahnya bernama R.M. Sastramanggala. 

Semasa kecilnya Hasan Musthafa lahir dan besar dikalangan menak dan berorientasi pada kehidupan pesantren, lingkungan ini yang kemudian menjadikan Hasan Musthafa untuk menuntut ilmu di pesantren tidak disekolah-sekolah formal. 

Sekitar umur 8 atau 9 tahun ayahnya mengajak untuk pergi ke Makkah untuk berhaji dan supaya tahu bahwa Makkah merupakan peradaban awal Islam sebelum menyebar keberbagai belahan dunia termasuk tanah Garut, sepulang dari Makkah kemudian Hasan Musthafa melanjutkan perjalanan pencarian ilmunya dipesantren-pesantren yang ada di tanah Sunda dan Jawa sebelum kemudian berangkat lagi ke makkah untuk belajar ilmu sampai Ia dewasa.

Bertemu dengan Snouck Hurgronje

Setelah sekian lama belajar ilmu di Makkah kemudian mengantarkan Hasan Musthafa bertemu dengan seorang utusan Belanda yang kita kenal Snouck Hurgronje atau dikenal juga dengan nama Abd Ghafar (nama Islamnya), pertemuan itu sekitar tahun 1885. Pertemuan dan perkenalan ini kemudian melatar belakangi Hasan Musthafa hidup dalam dunia kekuasaan di Indonesia atau Hindia Belanda saat itu.

Selama delapan tahun Hasan Musthafa belajar di Makkah dan menjadi pengajar kemudian Ia pulang kembali ke Garut untuk memberikan pengajaran dan menyelesaikan persolan agama yang terjadi dimasyarakat.

Pertemuanya dengan Snouck di Makkah kemudian berlanjut di tanah air yang kemudian Snouck menawarkan kepada Hasan Musthafa untuk menjadi seorang penghulu di Aceh pada tahun 1893. 

Dengan sangat susah payah Snouck membujuk untuk menerima lowongan pekerjaan itu. Untuk menempati posisi itu sungguh memberatkan hati nya, dengan berat hati kemudian Hasan Musthafa menerima tawaran itu dan menjadi penghulu besar di tanah Kutaraja Aceh pada tahun 1893-1895.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun