Mohon tunggu...
Arisah nasir dan Adil
Arisah nasir dan Adil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan dosen pembimbing

Mahasiswa di salah satu perguruan tinngi di kota palopo, Universitas Muhammadiyah palopo Hobi kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peranan Kelembagaan Gabungan Kelompok Peternak Sapi Potong di Kabupaten Bone Provinsi Sulsel

14 Juni 2023   18:45 Diperbarui: 14 Juni 2023   21:03 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abstract

Farmers join farmer groups with the aim of increasing beef cattle business activities. The existence of farmer groups can make it easier for farmers to exchange ideas and work together. The background to the establishment of the Association of Farmers (Gapoktan) is the limited access of farmers to various commercial services such as financial institutions, marketing institutions, institutions providing production facilities and information sources. This study aims to determine the institutional role of beef cattle Gapoktan. The method used is descriptive research. Of the 27 sub-districts in Bone Regency, 3 sub-districts were selected which had the highest number of beef cattle, namely Libureng District (49,565 heads), Kahu District (26,405 heads), and Sibulue District (23,434 heads). The research sample from the district was selected 25 breeders so that the overall sample was selected 75 breeders. The sampling technique was carried out by simple random sampling. Data collection was carried out through interviews and FGD. Data collection used a Likert scale for each parameter measured, namely 1 = low, 2 = moderate, 3 = high and analyzed descriptive statistics. The results showed that the institutional role of beef cattle Gapoktan in Bone Regency played a significant role in efforts to increase beef cattle business as a learning class, as a production unit, as a vehicle for cooperation, and as a business group at the top level. category.

 Keywords: Institutional role, gapoktan, beef cattle


PENDAHULUAN 

         Peternak sapi potong membentuk kelompok peternak dengan tujuan meningkatkan kegiatan usaha sapi potong. Adanya kelompok tani dapat memudahkan petani untuk bertukar pikiran dan bekerja sama. Peternak juga memiliki akses mudah ke semua informasi yang dapat meningkatkan bisnis sapi potong mereka. Selain itu, operasi peternakan lebih terorganisir dan lebih mudah mendapat bantuan dari pihak luar.

         Kelompok tani yang telah dibina fokus pada perbaikan struktur dan fungsi organisasi, serta mendorong pengembangan fungsi pelayanan usaha di bidang pertanian hulu dan hilir. Dengan struktur dan fungsi yang berorientasi pada usaha peternakan, diharapkan kelompok tani dapat menampung anggota yang bergerak di luar usaha tani. Dalam hal keanggotaan kelompok, juga tidak ada pembedaan jenis usaha yang dimiliki anggota. Oleh karena itu, setiap kelompok peternak mengembangkan berbagai jenis usaha, khususnya usaha peternakan.

        Kelompok peternak telah dapat berfungsi dengan baik sebagai lembaga yang mewadahi peternak dalam usaha. Kelompok tersebut menjadi kekuatan inti dalam mengelola peternakan sapi potong. Peternak anggota memiliki tempat untuk bertukar pikiran satu sama lain. Namun, grup tersebut masih harus berasal pihak lain untuk meningkatkan hasil usaha peternakan anggotanya. Pengembangan kegiatan usaha peternakan ke arah komersial membutuhkan modal dan keterampilan yang memadai. Kelompok peternak dalam satu wilayah yang sama tergabung dalam satu kelompok peternak gabungan (gapoktan) yang diharapkan mampu membina dan membimbing anggota kelompok menjadi mandiri.

      Kelembagaan kelompok peternak merupakan aturan dalam kelompok peternak yang mengatur anggotanya untuk dapat saling bekerjasama dalam mencapai tujuan. Aturan-aturan ini terdiri dari aturan formal seperti peraturan, undang-undang, konstitusi dan aturan informal seperti norma sosial, konvensi, adat istiadat, sistem nilai dan proses penegakan aturan tersebut. Aturan-aturan ini dibuat oleh manusia untuk membuat pengaturan yang baik untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses pertukaran (Aminawar, et al., 2018). Pengembangan kelembagaan Gapoktan dilatarbelakangi oleh lemahnya aksesibilitas petani-peternak terhadap berbagai lembaga jasa usaha, misalnya kelemahan terhadap lembaga keuangan, terhadap lembaga pemasaran, terhadap lembaga penyedia sarana produksi, serta terhadap sumber informasi. Pada prinsipnya lembaga Gapoktan diarahkan sebagai lembaga ekonomi, namun diharapkan juga mampu menjalankan fungsi lainnya. Gapoktan diharapkan dapat menjalankan fungsi kemitraan secara adil dan saling menguntungkan bagi pedagang sarana produksi dan pedagang hasil pertanian.

      Di Kabupaten Bone terdapat peternak sapi potong yang tergabung dalam kelompok dan mendapat bantuan sapi potong dalam program pemerintah melalui Kementerian Pertanian RI, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan dan Dinas Peternakan Kabupaten Bone. Kelompok peternak sapi potong melalui pendampingan program terikat oleh aturan main dalam mencapai tujuan bersama. Namun dalam pelaksanaannya tidak dilakukan sesuai dengan harapan kelompok, hal ini terlihat dengan pelaksanaan pembagian sapi potong yang tidak merata antar anggota kelompok. Hal inilah yang melatar belakangi sehingga penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peran kelembagaan sapi potong Gapoktan.

METODE PENELITIAN 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun