Tokoh lain yang memiliki kebiasaan berjalan kaki adalah David Henry Thoreau. Pada Maret 1845, dia membangun kabin dekat Danau Walden dan memulai aksi filosofisnya. "Dia tinggal di sana sendirian selama lebih dari dua tahun, dalam autarki mutlak, di antara pepohonan, di sebelah danau, membajak tanah, berjalan kaki, membaca dan menulis" (hlm. 110). Dari sana kemudian dia menghasilkan karya besar dan berpengaruh berjudul Civil Disobedience dan Walden. Dia juga menjadi penulis risalah filosofis pertama tentang berjalan kaki: Walking. Thoreau mengatakan, "Anda harus terus menghitung dan harus mengaku bahwa Anda bisa bergerak lebih cepat dengan berjalan kaki. Karena untuk mempunyai kuda-kuda penarik dan kereta kuda, Anda harus membayar dengan beberapa hari bekerja ... Jadi berjalan kakilah! Anda akan tiba di tujuan lebih cepat dan akan menikmati ketinggian angkasa, serta warna pepohonan" (hlm. 116-117).
Dan tentunya, salah satu tokoh besar yang begitu legendaris dengan aksi jalan kaki adalah Mahatma Gandhi. Salah satu aksi jalan kaki yang termasyhur yang pernah dilakukan Gandhi adalah mars ke laut untuk mengumpulkan garam sebagai bentuk protes terhadap monopoli pihak Inggris. Â Selanjutnya Gandhi tidak pernah berhenti berjalan kaki sepanjang hidupnya. Dia terus saja berjalan hingga akhir hayat untuk menyebarkan perasaan cinta dan persaudaraan terhadap setiap orang. Setiap pagi Gandhi berjalan kaki sembari mendaraskan baris syair liris karya Tagore: "... dan di sepanjang jalan yang berulas darah itu, melangkahlah sendirian" (hlm. 256).
Bagaimana pembaca sekalian yang belum terbiasa berjalan kaki, tertarik untuk mencoba? (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H