Mulai ngawur lagi nih si Aris. Film marvel baek-baek aja tuh, buktinya masih terus dibuat dan banyak yang nonton...
Tulisan ini sebenarnya dibuat untuk nge-review film Ant Man: Quantumania, yang saya rasa merupakan satu lagi kegagalan narasi yang dihasilkan oleh perusahaan adidaya Disney. Namun melihat masalah sejenis yang terus-terusan muncul pada produk MCU, saya memilih untuk menguraikan beragam masalah yang sangat mempengaruhi hilangnya perhatian publik terhadap film bergendre superhero besukan Marvel Studios.
Film-film marvel pada fase keempat memang masih menempati urutan puncak penjualan pada industri sinema di seluruh dunia. Film Thor: Love and Thunder misalnya, meraup keuntungan USD 302 juta pada minggu pertama penayangan secara global.Â
Akan tetapi, respon penonton terhadap film tersebut merosot jauh jika dibandingkan dengan film MCU sebelumnya. Satu review pada situs Metacritic.com mengatakan bahwa menonton film itu seperti menelan satu sendok gula, karena meninggalkan rasa manis yang menjijikan di lidah. (kok bisa?)
Film Ant man ke tiga yang masih tayang dibioskop tanah air juga tidak luput dari kekecewaan penonton yang menganggapnya membosankan. Film itu memiliki score 48% dari situs Rottentomatoes.com dengan satu review mengatakan bahwa MCU kehilangan "thrill" dan hanya kehampaan yang tersisa saat menonton film itu.
Selain film Spiderman: No Way Home, Phase 4 MCU tidak mendapat respon positif dari penggemar. Black Widow, Sang Chi, hingga Black Phanter  seolah tidak mampu menangkap kembali kejayaan film-film pada fase sebelumnya.Â
Bagaimana sebuah francise raksasa seperti Marvel Cinematic Universe seketika tidak mampu mengulang kejayaan masa lalu? beberapa poin dibawah mungkin dapat membantu menjawab pertanyaan ini :
- Narasi Susu Formula
Saya rasa masalah terbesar dari film MCU muncul dari pembentukan narasi yang terkesan formulatik. Dalam cerita apapun, penonton pasti sudah bisa menebak kalau protagonis akan mengalahkan penjahat. Hal yang jadi pembeda adalah bagaimana kita sampai pada konklusi tersebut. Apa yang menjadi motivasi karakter serta apa yang dipertaruhkan dalam konflik merupakan aspek yang menentukan kekuatan narasi.Â
Setelah melewati Infinity Saga, MCU seolah tidak punya gambaran yang jelas akan langkah mereka selanjutnya. Kematian Iron Man serta pensiunnya Captain America meninggalkan ruang yang hingga sekarang tidak dapat di isi oleh karakter lainnya.
 Thor kehilangan semua "character building" yang ia alami dan menghilang dari konflik utama, Doctor Stange harus melawan Wanda yang menggila karena pengen punya anak (Hah?), Black Panther yang baru berkonflik sebentar dengan Aquaman Latin lalu berdamai (haaaaah?) dan Spiderman harus melawan musuh terbesar dalam industri perfilman, Nostalgia.