Mohon tunggu...
Aris Balu
Aris Balu Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis seputar fiksi dan fantasi || Bajawa, Nusa Tenggara Timur

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerpen: Kecoa

27 Juli 2022   17:51 Diperbarui: 27 Juli 2022   17:53 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dr. Uriel memasuki ruang kerja. Ia meletakan jubah putih pada gantungan, sapu tangan diambil dari saku. Sembari melangkah menuju mejanya ia melibas habis peluh yang menempel pada wajah. Sesaat kemudian ia menyalakan komputer lalu membuka video recorder pada jendela layar. Ia merapikan kemeja, menyisir rambut beruban dengan jemari, lalu menekan tombol rekam.

"Video Jurnal_" katanya, "dr. Uriel Raga, 26 Juni 2001. Instalasi telah selesai dipasang. Tak terasa tiga bulan berlalu begitu saja." Uriel tersenyum melepaskan kacamata.

"Sebenarnya aku masih belum percaya perusahaan menyetujui penelitian ini. Kerja kerasku terbayar, mulai besok kecoa-kecoa itu akan dibawah kemari, di rumah baru mereka. Aku telah menciptakan beberapa spesies kecoa baru. Mengapa aku melakukannya? tentu saja untuk kebaikan dunia." Ia mengedipkan sebelah mata. Jika berhasil, penelitian ini akan mendatangkan banyak uang untuk dirinya. Itu alasan terpenting bagi Uriel.

"Seperti yang kita ketahui, zat amonia merupakan pupuk tanaman yang masif digunakan pada industri pertanian di seluruh dunia. Namun produksinya memakan biaya yang sangat besar. Mengubah nitrogen menjadi  amonia memerlukan energi yang banyak dan tidak efisien. Namun bagaimana kalau kita bisa memproduksinya secara alamiah dan langsung dapat digunakan oleh tanaman industri?

Melalui mutasi, aku telah memodifikasi sebuah spesies kecoa dari Australia, Periplaneta Fuliginosa agar dapat mengubah nitrogen di udara serta tanah menjadi zat amonia melalui sekresi. Spesies ini kupilih karena di wilayah asalnya, mereka dikenal sebagai penggembur tanah. Selain itu bentuknya juga tidak menjijikan seperti kecoa rumahan. Estetika juga harus diperhitungkan toh?

Zat amonia yang dihasilkan oleh kecoa-ku bisa langsung diserap oleh tanaman tanpa perlu zat pengurai lainnya. Aku juga memodifikasi genom mereka untuk menjadi karnivora sejati. Mereka akan berburu serangga lain sebagai sumber makanan utama tanpa merusak tanaman industri.

Akan tetapi, aku belum bisa menetapkan spesies baru mana yang akan bekerja dengan baik dan dapat dikembangbiakan secara efektif demi kebutuhan industri.  Oleh karena itu, perusahaan telah menyediakan tempat seluas 50.000 meter persegi ini sebagai ladang percobaan. Ada empat spesies unggulan yang akan diuji, yaitu Periplaneta Alpha atau Alpha, Periplaneta Betta atau Betta dan yah, sudah kalian tebak, Delta dan Gamma. Aku tidak ahli untuk memberi nama." Ujarnya sembari mengelus-elus kacamata dengan kain lembut berwarna abu-abu.

"Ladang ini sudah ditanami gandum tanpa menggunakan pupuk serta pestisida, lalu jeruji mikro dipasang untuk memisahkan empat spesies kecoa itu. Dalam beberapa bulan, aku dan timku akan meneliti sampai sejauh mana mereka akan berkembang. Ini sangat menarik. Setelah sekian lama, hari ini akhirnya datang. Sampai ketemu lagi." Uriel mematikan rekamannya.

***

"22 September, 2001. Jurnal dr. Uriel Raga." Ujarnya sembari tersenyum lebar. Barisan gigi yang mulai menguning muncul pada wajahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun